Misalnya yang paling unik, ia sangat protektif terhadap MPV kesehariannya. Dengan mudah si bos kecil ini akan melarang orang yang tak dikenal naik mobilnya. Begitu juga sebaliknya, ia enggan naik mobil yang tak dikenalnya. Kalau hal ini terjadi, acara bisa bubar.
Beruntung, tim OTOMOTIF Diesel Day meminjamkan saya Fortuner VNT TRD Sportivo. Sosok Fortuner yang sama berkelir putih juga merupakan SUV andalan adik saya.
“Dedek Gilang yuk jalan-jalan naik mobil om Fahmi,” bujuk saya. Dengan ceria tanpa resistensi, Gilang masuk ke kabin SUV bertransmisi matik milik PT Toyota Astra Motor ini. Bos kecil ketepu hehehe..
Fortuner sebelum 2012 akhir bermesin D4D bertenaga 102 DK dan torsi 260 Nm. Persepsi underperformance cukup melekat saat itu. Barulah setelah dipasang mesin 2KD-FTV D-4D dengan variable nozzle turbo (VNT), power melonjak jadi 144 DK dan torsi 343 Nm. Artinya, di penghujung 2012 itu ada kenaikan sekitar 30%.. Wow!
Hal inilah yang menjawab performanya lincah walau transmisi matik, bahkan segesit versi manual milik adik. Jangan-jangan? “Tak ada perbedaan tenaga, torsi dan settingan ECU antara Fortuner manual dan matik,” yakin Dadi Hendriadi, GM Technical Service Division PT TAM.
Saya membandingkan ‘settingan pabrik’ Innova diesel matik yang diberkahi torsi 260 Nm/1.600-2.400 RPM dibanding Innova diesel manual yang cuma punya torsi 200 Nm/1.400-3.200 RPM.
Oh iya, diajak cruising lewat jalan menanjak bervariasi ala rute Jonggol-Jakarta, konsumsi PertaDex nya terbilang irit, yakni dikisaran 12-13 km/liter. Saat macet parah di kawasan Cileungsi, di kisaran 9 km/liter.
Sepanjang perjalanan tidak ada komplain dari bos kecil. Hanya satu yang saya lupa, harusnya bisa setel film di rear monitor. Duh maaf ya dedek. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR