Mesin 4 silinder segaris berkapasitas 2.000 cc yang mengusung teknologi DOHC 16 valves dan pasokan bahan bakar injeksi menjadikan rivalnya tak sebanding. Sebutlah Toyota Crown Super Saloon 2.0L (1989-1992) atau Honda Maestro (1989-1993) yang lebih ditujukan untuk kenyamanan.
Penerus Lancer Dan Gan berjulukan ‘Evo III’ |
Bila kini kembali dicari, tak lain karena mereka yang dulu pernah merasakan kecepatan standar hingga 220 km/jam di atas mobil ini, ingin bernostalgia. Atau bisa juga, mereka yang dulu belum kesampaian memiliki, sekarang adalah waktu yang tepat.
Dengan rentang harga Rp 30-35 juta, memang agak sulit mencari Eterna yang masih dalam kondisi apik. “Kebanyakan sudah pada hancur karena tabrakan atau tak bisa merawat karena onderdil yang mahal,” jelas Michael Andries dari M Tuning di Pondok Cabe, Jaksel.
Toh tak membuat surut semangat para pemburu sedan yang memiliki DNA reli ini. Saking doyan, Stefanus Endang yang pengusaha suku cadang BMW dan Mercedes-Benz ini bisa punya sampai 2 buah Eterna.
Padahal, sehari-hari Endang memakai BMW 528i dan KIA Carnival untuk weekend. “Kalau lagi pengen ngebut, baru deh keluarin Eterna full VR-4 dari garasi,” kekehnya. Meski pada tahun yang bersamaan juga keluar varian Lancer GT-i ‘Le Dan Gan’ (1.800 cc DOHC), tetap saja Eterna tak tergantikan.
Memasuki awal 1994, setelah varian anyar penerus Lancer Dan Gan tergantikan dengan Mitsubishi Lancer GTI barulah orang mulai melirik Lancer yang sering disebut sebagai Evo III ‘wanna be’ ini.
“Di negara asalnya dan Eropa juga dipakai untuk reli sehingga pamornya mulai menyaingi Eterna atau VR-4 untuk versi reli,” sahut Michael yang doyan ngoprek Mitsubishi untuk balap dan reli ini. Mengusung mesin 4G93 berkapasitas sama dengan Dan Gan (1.800 cc DOHC), tetapi memiliki dimensi lebih kompak dari Eterna. Harganya kuat bertengger diangka Rp 50 jutaan untuk lansiran 1995. Masih terjangkau ya? (mobil.otomotifnet.com)
Dengan rentang harga Rp 30-35 juta, memang agak sulit mencari Eterna yang masih dalam kondisi apik. “Kebanyakan sudah pada hancur karena tabrakan atau tak bisa merawat karena onderdil yang mahal,” jelas Michael Andries dari M Tuning di Pondok Cabe, Jaksel.
Pamornya di ajang reli membuatnya favorit era ’90-an |
Padahal, sehari-hari Endang memakai BMW 528i dan KIA Carnival untuk weekend. “Kalau lagi pengen ngebut, baru deh keluarin Eterna full VR-4 dari garasi,” kekehnya. Meski pada tahun yang bersamaan juga keluar varian Lancer GT-i ‘Le Dan Gan’ (1.800 cc DOHC), tetap saja Eterna tak tergantikan.
Memasuki awal 1994, setelah varian anyar penerus Lancer Dan Gan tergantikan dengan Mitsubishi Lancer GTI barulah orang mulai melirik Lancer yang sering disebut sebagai Evo III ‘wanna be’ ini.
“Di negara asalnya dan Eropa juga dipakai untuk reli sehingga pamornya mulai menyaingi Eterna atau VR-4 untuk versi reli,” sahut Michael yang doyan ngoprek Mitsubishi untuk balap dan reli ini. Mengusung mesin 4G93 berkapasitas sama dengan Dan Gan (1.800 cc DOHC), tetapi memiliki dimensi lebih kompak dari Eterna. Harganya kuat bertengger diangka Rp 50 jutaan untuk lansiran 1995. Masih terjangkau ya? (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR