Dari tiga tipe yang disiapkan, OTOMOTIF sengaja pilih yang paling tinggi, Peugeot Django 150 Allure
Dari tiga tipe yang disiapkan, OTOMOTIF sengaja pilih yang paling tinggi, Peugeot Django 150 Allure. Selain warna, beda dari tipe Evasion adalah boks bagasi tambahan di belakang. Sedang tipe Sport paling minimalis, joknya single seat dan belum ada windshild juga boks, warnanya pun cuma single tone.
Wajar jika Django 150 Allure harganya di IIMS bulan Agustus lalu paling mahal yaitu Rp 37,9 juta sedang yang lain Rp 35,9 juta dan Rp 34,9 juta (off the road Jakarta). Yuk simak ulasan test ride-nya! • (otomotifnet.com)
Panel indikatornya mewah paduan digital dan analog
DESAIN
Desain retro modern-nya tampak mewah dengan dimensi yang panjang dan membulat, aksen krom juga menambah kesan eksklusif. Yang menarik, sang desain juga cukup cerdik menempatkan logo di bodi depan lengkap dengan iluminasi lampu LED-nya yang menawan. Peleknya ring 12 dikawal banber-white wall, nyentrik banget.
FITUR DAN TEKNOLOGI
Bagasi di bawah jok depannya cukup lega untuk menyimpan helm half face, sayangnya panas mesin sangat terasa sampai ke dalam boks sehingga kurang pas untuk menyimpan gadget atau makanan. Tenang, untuk dua barang itu simpan saja di boks bagasi di belakang, lega sob!
Ada pula pengait untuk menggantungkan barang bawaan yang bisa dilipat bila tidak digunakan sehingga terlihat rapi. Masih kurang? Ada laci kecil di konsol depan tepatnya di bawah setang. Yang kanan dilengkapi dengan output power 12V bisa untuk charging smartphone, yang kiri mulut tangki bahan bakar.
Spidometer lumayan lengkap, jarum sebagai penunjuk kecepatan sedangkan odometer, tripmeter, voltmeter, fuelmeter, jam, suhu udara dan jadwal servis ditampilkan secara digital. Makin terlihat modern, lampu-lampu sudah LED.
Khas motor Eropa, sudah ada hazzard dan lampu dim. Sayang, posisi switch dirasa terlalu jauh dari handgrip, sehingga tangan Indonesia yang mungil agak sulit untuk menyalakan sein atau membunyikan klakson secara mendadak.
Kaki-kakinya didukung ban tubeless dan disc brake di kedua roda. Dibekali juga dengan fitur Synchro Braking Control (SBC) mirip comby brake, tekan tuas rem belakang otomatis roda depan juga jadi pelan sehingga porsi pengereman di kedua roda mendekati ideal.
Mesinnya 150,6 cc, 4-tak, satu silinder berpendingin udara, sudah fuel injection dan powernya diklaim 10,7 dk. Cukup lah untuk bersaing dengan sesama skutik Eropa
Jok tebal dan empuk, pelapis kulitnya juga terlihat mahal
Kaliper depan punya dua selang hidrolis, yang satu dioperasikan dari tuas rem belakang saat SBC bekerja
Dua konsol ini punya fungsi berbeda, yang kanan ada output power 12V sedang yang kiri mulut tangki bensin
Lampu-lampu sudah LED, terlihat sangat mewah
RIDING POSITION DAN HANDLING
Postur 168 cm dapat merasakan kenyamanan yang ditawarkan dengan sempurna. Setang tinggi sejajar dada, dek lebar dan pendek membuat posisi paha menjadi lurus, santai banget mirip duduk di sofa. Untuk pembonceng sudah disediakan pijakan kaki, cukup nyaman saat digunakan tapi agak sulit ketika dibuka pakai kaki, terpaksa congkel pakai tangan.
Suspensi belakangnnya mampu meredam guncangan, jalan berlubang hingga garis kejut diredam dengan baik. Satu lagi yang menjadi keunggulan adalah handling yang ringan. Di bawa menikung masih asyik meski jarak sumbu rodanya panjang. Tapi jangan terlalu miring ya, rawan mentok. Butuh ancang-ancang juga saat hendak putar arah, wheelbase panjang dan juga radius putar setang lebar jadi penyebabnya
PERFORMA
Impresi perdana saat mesin dihidupkan, suaranya halus dan tidak ada getaran berlebih. Begitu juga dengan performanya, halus saat gas dibuka, tidak terlalu mengagetkan tapi terus ngisi sampai putaran atas, dari 0 sampai 60 km/jam terasa cepat tapi mencapai 80 km/jam memang harus sedikit bersabar. Eh, tiba-tiba spidometer sudah ‘manteng’ di 100 km/jam.
Saat dites pakai Racelogic oleh tester dengan bobot 57 kg, mencapai 0-60 km/jam butuh 7,4 detik. Sedang mencapai 402 meter harus menunggu 22,3 detik di kecepatan 92,7 km/jam dan top speed di Racelogic hanya 98,5 km/jam
KONSUMSI BENSIN
Digunakan sehari-hari dengan melewati berbagai kondisi jalan seperti stop and go di kemacetan Jakarta, tanjakan, turunan serta gas pol di jalan lengang, tester dengan berat 57 kg mampu mencatatkan 38,65 km untuk satu liter bahan bakar Pertamax oktan 92
DATA TEST:
0-60 km/jam 7,4 detik
0-80 km/jam 13 detik
0-100 km/jam -
0-100 meter 9 detik (66,9 km/jam)
0-201 meter 13,9 detik (81,3 km/jam)
0-402 meter 22,3 detik (92,7 km/jam)
Top speed spidometer 100 km/jam
Top speed racelogic 98,5 km/jam
Konsumsi BBM 38,65 km/liter
Tester 168 cm / 57 kg ]
DATA SPESIFIKASI:
Mesin Type Single Cylinder 4-stroke Sistem pendingin Cooling Air Pengabutan bahan bakar Fuel Injection Kapasitas mesin 150,6 cc Tenaga maksimal 10,7 dk Kapasitas Tangki 8,5 L Dimensi (P/L) 1925 mm / 710 mm Sumburoda 1350 mm Berat 129 kg Disk brake depan 200mm Disk brake belakag 200mm Ukuran ban depan 120/70-12 Ukuran ban depan 120/70-12
Editor | : | Otomotifnet |
KOMENTAR