Jakarta - Setelah diperkenalkan di EICMA, Italia 2015 silam, akhirnya PT. Garansindo Euro Sports (GES) selaku APM Ducati di Indonesia memboyong varian cruiser terbarunya, Ducati XDiavel dan XDiavel S ini ke Indonesia.
XDiavel ini mengusung konsep 5.000, 60 dan 40. 5.000 menunjukkan putaran mesin saat meraih torsi maksimum, 60 untuk kombinasi ergonomik berkendara yang bisa dipilih, sedangkan angka 40 itu artinya sudut kemiringan maksimal menikung rebah pakai XDiavel.
Beruntung Tim OTOMOTIF berkesempatan untuk menjajal motor yang dijual dalam kondisi Off The Road Rp 799 juta untuk wilayah Jakarta ini. Gaaaas! • (Otomotifnet.com)
Desain
Ducati mendesain XDiavel dengan konsep panjang, pendek dan berotot sesuai dengan genrenya sebagai besutan cruiser, namun tetap khas Ducati yang khas Italia, tetap cantik!
Lihat saja dari desain lampu pesek namun futuristik. Lalu desain tangki memanjang dan dipadu jok rendah dengan ujung lancip. Di bawahnya terdapat lampu rem yang futuristik. Rangka teralis di bawah tangki khas Ducati tetap digunakan, namun ukurannya termasuk pendek, karena justru mesin yang jadi sasis utama seperti Panigale.
Fitur & Teknologi
Khas motor Ducati, XDiavel ini dibekali fitur bejibun. Apa saja? Untuk pertama kalinya di XDiavel penyaluran tenaga dari transmisi ke roda menggunakan belt, bukan rantai lagi. Dipilih karena lebih senyap, bersih dan minim perawatan.
Lengan ayun tunggal khas Ducati juga disematkan, bedanya kini ada dua bagian, bawah hasil cetakan sedang atas teralis yang bisa dibongkar, untuk pemasangan belt.
60 pilihan konfigurasi duduk, didapat dari 4 posisi footstep, 3 posisi setang dan 5 pilihan posisi duduk. Namun enggak serta-merta bisa disetel bawaannya, untuk setang dan jok mesti pakai versi opsional.
Sistem ABS terkini juga terpasang sebagai standar, menggunakan rem dari Brembo dikombinasi Bosch 9.1ME ABS Cornering, dengan kelebihan ABS bisa menyesuaikan posisi motor, berkat dibantu oleh IMU (Inertial Measurement Unit).
Suspensi yang digunakan XDiavel ini sudah full adjustable, baik depan maupun belakang. Depan pakai teleskopik berdiameter 50 mm, sedang belakang monosok dengan posisi hampir horisontal.
Dengan mesin powerful, jika susah dikontrol pasti mubazir, makanya ada Ducati Traction Control (DTC), bekerja dengan membaca bukaan gas dan putaran ban belakang. DTC ini ada 8 level, 1 paling sedikit koreksinya, sedang 8 paling kuat. Adanya DTC tak heran jika gas sudah throttle by wire.
Hands-free start-up, tak perlu lagi menggunakan kunci untuk menyalakan motor, cukup taruh di kantong. Asal masuk radius yaitu 2 meter, maka tinggal pencet tombol pengaktifan dan bisa langsung distarter, ngek-ngek... jrennggg...
Guna menyesuaikan kondisi jalan dan kemampuan rider, Ducati menyiapkan 3 Riding Mode, yaitu Sport paling agresif, Touring yang sedang dan paling smooth ada Urban. Yang diatur adalah Ride by Wire (RbW), DTC dan ABS Cornering Bosch.
Saat posisi Sport dan Touring tenaga yang keluar maksimal 156 dk, bedanya di grafik torsi, sedang Urban hanya 100 dk. Berbagai informasi di atas ditampilkan di layar LCD TFT 3,5 inci, tampilannya bisa diseting otomatis, akan berubah warna dasarnya sesuai pencahayaan siang (putih) dan malam (hitam).
Berikutnya paling menarik ada fitur Ducati Power Launch (DPL) yang tombolnya berada di switch sebelah kanan, berfungsi memuluskan saat start, misal jika mau dipakai drag. Ada 3 pilihan, yaitu DPL 1, DPL 2, DPL 3. 1 paling agresif dan 3 paling aman.
Jadi walaupun gas dibuka mentok dan kopling dilepas, laju motor tetap terkendali tanpa takut wheelie, dan hasilnya start jadi sangat mulus. Fitur DPL akan otomatis mati ketika kecepatan menyentuh 120 km/jam, masuk gigi 3 atau kecepatan turun di bawah 5 km/jam.
Nah untuk yang doyan turing jauh boleh dicoba nih fitur cruise controlnya, untuk pengoperasiannya mesti pada kecepatan di atas 50 km/jam, caranya tinggal pencet dan tahan 2-3 detik tombol yang ada pada switch control.
Riding Position & Handling
Mengusung konsep cruiser, posisi duduknya terbilang cukup rendah karena tinggi jok hanya 755 mm ke tanah, sayangnya posisi setangnya terasa sangat jauh ke depan, sehingga lengan lurus dan seakan tertarik ke depan, efek lain perut jadi tertekuk, jalan baru sebentar jadi pegal.
Mesti ganti setang opsional yang lebih mendekat ke rider nih! Mungkin ini masih setang ukuran bule ya? Karena ketika tester yang berpostur 180 cm mencoba, ternyata masih cukup nyaman.
Punya wheelbase 1,615 meter dengan bobot isi 247 kg, mengendalikan di jalan perkotaan jadi tantangan tersendiri, apalagi saat lalu lintas padat, karena enggak bisa lincah selap-selip seperti skutik. Ya iyalaahhh...
Nah baru asyik saat melintas jalan panjang dan lancar, bisa geber sambil menikmati embusan angin ke badan. Namun ketika melibas jalur menikung atau bumpy mesti hati-hati, lantaran setingan suspensi masih mentah.
Depan yang bisa diseting rebound dan kompresi sih sudah cukup pas, sedang belakang masih terlalu mengayun, kendati setelannya lengkap ada preload, kompresi dan rebound. OTOMOTIF enggak sempat seting maksimal, karena waktu kencan sangat singkat!
Performa
Pakai mesin Ducati Testastretta lengkap dengan DVT (Desmodromic Variable Timing), dua silinder berkapasitas 1.262 cc, performa yang ditawarkan enggak main-main. Jika belum terbiasa bawa moge, bisa terpelanting lantaran torsinya sangat besar khas mesin L-Twin. Namun untungnya banyak fitur yang memudahkan, seperti Riding Mode dan DTC.
Untuk pemula cukup pakai mode Urban, yang default-nya pakai DTC 4 dan power posisi low, agar lebih mudah mengontrol dan tidak terlalu capek menahan tenaganya yang beringas. Mode ini juga pas dipakai saat kondisi hujan.
Buat yang sudah cukup expert, bisa pakai mode Touring, peak power bisa maksimal 156 dk, namun kurva torsi di bawah sampai tengah lebih smooth, sehingga masih cukup mudah dikendalikan.
Buat yang expert silakan pakai Sport, performanya gahar banget! Tiap pindah gigi di rpm tinggi, roda depan bisa ngangkat! Saat dites pakai Racelogic terlihat singkatnya akselerasi, misal jarak 0-402 meter cukup 11,6 detik dengan kecepatan mencapai 196,7 km/jam! Sadis gak tuh? Data lain simak tabel ya.
Konsumsi Bensin
Meskipun mesinnya berkapasitas cukup besar 1.267 cc dan dengan jalanan ibu kota Jakarta nan macet, motor ini mampu menempuh jarak 14 km untuk 1 liter bensin beroktan 95. Hal ini berkat torsinya yang besar, sehingga enggak perlu pelintir gas dalam, motornya udah ngacir duluan.
Data Tes:
0-60 km/j: 2 detik
0-80 km/j: 2,7 detik
0-100 km/j: 3,4 detik
0-100 m: 5,1 detik (@130 km/j)
0-201 m: 7,6 detik (@167,5 km/j)
0-402 m: 11,6 detik (@196,7 km/j)
Konsumsi bensin: 14 km/lt
Data Spesifikasi:
Tipe mesin: Ducati Testastretta DVT (Desmodromic Variable Timing), L-Twin, 4 Desmodromically actuated valves per cylinder, Dual spark, Liquid cooled
Kapasitas mesin: 1.262 cc
Power maksimum: 156 dk @9.500 rpm
Torsi maksimum: 128,9 Nm @5.000 rpm
Diameter x langkah: 106 x 71,5 mm
Sistem transmisi: 6 speed slipper and self-servo wet multiple clutch dengan hidraulic
Sistem pengabutan: Bosch fuel injection system
P x L x T: 2.310 mm x 1.010 mm x 1.133 mm
Jarak sumbu roda: 1.615 mm
Tinggi tempat duduk: 755 mm
Berat isi: 247 kg
Kapasitas bahan bakar : 18 liter
Tipe sasis: Tubular steel, teralis frame
Suspensi depan: Upside down 50 mm, DLC Treatment
Suspensi belakang: Single shock absorber
Rem depan: Dual disc brake diameter 320 mm, Radial Brembo monobloc 4-piston M50 calipers and radial master cylinder, Bosch cornering ABS
Rem belakang: Disc brake, diameter 265 mm, 2-piston floating calliper, Bosch cornering ABS
Ban depan: Pirelli Diablo Rosso II, 120/70 ZR17
Ban belakang : Pirelli Diablo Rosso II 240/45 ZR17
Editor | : |
KOMENTAR