Shizuoka - Melanjutkan artikel OTOMOTIFNET mengenai metode Oblique Frontal Crash Test, apakah metode terbaru tersebut membawa perbedaan hasil pasca uji tabrak?
Setelah melihat langsung hasil crash test Toyota Prius di salah satu pusat penelitian dan pengembangan (R&D) milik Toyota di Higashi-Fuji Technical Center di Susono, Jepang, Seigo Kuzumaki, Assistance Chief Safety Technology Office Toyota Motor Corporation menjelaskan bedanya.
Frontal Offset Crash Test atau uji tabrak konvensional memiliki nilai collision lap over atau bagian yang tertabrak sebesar 40 persen, sedangkan Oblique Frontal Crash Test lebih kecil di 35 persen.
Namun dengan kecepatan ditabrak lebih tinggi, yaitu 90 km/jam di oblique frontal crash test dibanding 64 km/jam di frontal offset crash test, metode uji tabrak baru ini mendapat energi tabrakan lebih besar, yaitu 1,3 kali energi dari cara lama.
Hasil pun dapat diteliti dari kamera slow motion yang menangkap kejadian singkat tersebut dalam 1000 frame per second.
Agar video super slow motion tersebut dipastikan mendapat cahaya yang cukup, disinari lampu dari keempat sisi mobil, juga dari kaca di bawah permukaan, yang sekaligus menjadi tempat kamera untuk meneliti bagian mesin yang terdeformasi dari bawah.
Editor | : | Fransiscus Rosano |
KOMENTAR