Otomotifnet.com - Kehadiran Astra Daihatsu Sigra dan Astra Toyota Calya yang beranjak ke MPV 7 seater ditampik Honda Prospect Motor (HPM) berpengaruh pada produk Low Cost Green Car (LCGC) mereka, Brio Satya.
Meski demikian, Honda akan merespons kehadiran dua model rivalnya tersebut dengan model yang sama sekali beda.
“Kami tidak menderita dengan hadirnya Calya dan Sigra karena kami punya Brio Satya yang penjualannya konsisten dan saat ini meningkat,” ucap Tomoki Uchida, Presdir HPM di sela event Honda Jazz Brio Tuning Contest di Jakarta (1/10).
Ia mengakui, kehadiran kedua rivalnya tersebut akan mempengaruhi total market karena adanya kategori baru. “Total market akan meningkat karena ada kategori baru yang membuat pasar baru, sama dengan Datsun, tiga baris,” ujarnya.
“Pasar akan lebih besar tahun ini tapi bukan karena itu (Calya-Sigra) melainkan karena hal lain seperti tax amnesty yang akan mempengaruhi pasar otomotif,” lanjutnya.
Menyelami lebih dalam perbincangan OTOMOTIF (OTO) dengan Uchida pun berlanjut mengenai sosok yang tengah digodok Honda. • Iday/otomotifnet
OTOMOTIF (OTO): Anda punya Brio Satya di LCGC, cukupkah?
Uchida: “Saat ini cukup. Tapi kami harus membuat produkproduk baru termasuk itu (LCGC 7 seater). Sekarang kami sedang memikirkannya.”
OTO: Regulasi LCGC kan memang memungkinkan untuk bikin mobil lain?
Uchida: “Yang kami harapkan bukan hanya regulasi LCGC tapi LCEV (Low Carbon Emission Vehicle). Kami punya konsep LCEV. Kalau LCGC, 1 liter bisa 20 kilometer, LCEV sama. Kami dapat sediakan mesin 1.500 cc yang bisa 20 kilometer"
"LCEV akan membuat daya tarik bagi pasar jika ada benefit pajak untuk konsumen. Kami bisa bikin market lebih besar lagi. Dengan pengurangan pajak, kami bisa bikin mobil lebih murah.”
OTO: Segmen apa yang Anda inginkan untuk memakai LCEV?
Uchida:“Lebih ke Mobilio dan Jazz.”
OTO: Untuk LCGC, akankah Honda merespons Calya-Sigra?
Uchida: “Kami masih lakukan studi.”
OTO: Kenapa, bukankah pasar menunjukkan hasil yang bagus?
Uchida:“Sebagaimana Honda, Anda harus membuat sesuatu yang baru. Bukan hanya membuat 5 seater plus 2. Kami bikin 7 seater yang akan lebih baik untuk konsumen.”
OTO: Tidak dengan memodifikasi yang ada?
Uchida:“Hehe. Saya tidak suka. Kami akan buat 7 seater yang memberi banyak kenyamanan. Modifikasi pasti ada limit. Jadi kami bikin dari nol sehingga kami bisa membuat 7 seat yang komplet.”
OTO: Jika Toyota menggenggam kunci sukses di segmen LCGC 7 seater, bukankah tinggal membuat produk serupa?
Uchida: “Saya tidak suka. Kami harus buat dengan cara berbeda. Kami tidak ingin mengikuti jalan yang sama, kalau Toyota bikin seperti itu maka Honda bikin seperti itu, tidak. Honda tidak seharusnya melakukan itu.”
OTO:Itu artinya Anda harus berpikir dua kali atau lebih, bagaimana Anda bisa bikin kunci sukses yang baru tanpa mengikuti yang ada?
Uchida: “Ya. Saat membuat Mobilio, pasti kami berpikir Avanza karena mereka menjual banyak mobil. Tapi kami tidak ingin mengikuti yang ada"
"Harus membuat sesuatu yang berbeda. Jadi kami membuat Mobilio yang berbeda dari Avanza, begitulah cara kami memandangnya.”
OTO:Konsumen umumnya mempertimbangkan harga dan fitur, menurut Anda?
Uchida: “Kami tidak ingin memperkenalkan mobil dengan kualitas rendah. Harus selalu superb, selalu berpikir tentang standar kualitas"
"Kami tidak ingin hanya memperhatikan harga. Konsumen Indonesia memakai mobil tidak hanya sebentar, 1-2 tahun. Jadi kami ingin memberi jaminan kualitas. Kami tidak ingin membuat penjualan seluruh Honda turun, kalau kualitas buruk maka seluruh Honda akan turun.”
OTO: Meluncurkan produk baru artinya melihat timing yang tepat. Kapan waktu terbaik untuk meluncurkan produk LCGC baru?
Uchida: “Tahun depan diperkirakan market akan membaik, kami membuat sesuatu yang baru. Memperkenalkan model baru, tidak hanya LCGC"
"Kalau melihat penjualan Juni dan Agustus, Juli ada libur hari raya, di situ ada Calya. Tapi volume total penjualan tetap. Jadi konsumen yang sama, mengubah model yang dibeli (dari Agya atau Avanza ke Calya-Sigra). Itu sebabnya kami ingin melihat dalam periode yang lebih panjang.”
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR