Dibangun selama 6 bulan, hanya menyisakan sebagian sasis dan dasbor, sisanya terinpirasi besutan ala reli Dakar
Jakarta - Nama Julian Johan di ajang speed off-road sering terdengar. Keakrabannya dengan Jeep Grand Cherokee pun seakan tak terpisahkan. Namun kali ini, hampir tak ada yang disisakan dari besutannya terdahulu, walau sepintas bentuknya mirip. “Konsepnya gimana caranya bikin Grand Cherokee versi 2 pintu, dengan bodi bagian belakang yang bisa diangkat seperti mobil balap di reli Dakar,” kenang Jeje, panggilan akrabnya.
Alhasil, mulai dari pemilihan mesin, sistem suspensi hingga desain bodi terinspirasi ala reli ganas yang kini diadakan di Amerika Latin. Uniknya, semua besutannya selalu dinamakan dengan hewan favoritnya, serigala. Mulai dari Toyota FJ40 yang bernama Serigala Militia, lalu Grand Cherokee bermesin 6 silinder yang dinamakan Iron Wolf.
Kini Grand Cherokee terbarunya dinamakan Superwolf. “Biar lebih sangar saja dan speknya kan lebih tinggi,” papar pebalap yang tergabung di tim AHSRT (Asal Hati Senang Racing Team) ini. Apa saja ubahannya serigala super dengan tulang (sasis, red) dari pipa ini? Rio/otomotifnet.com
Mesin
Bagian ini yang bisa dikatakan paling mengesankan. Jeje mengimpor utuh mesin Chevrolet seri LS3, yang biasa terpasang pada sportscar seperti Corvette dan Camaro SS. “Penginnya mesin Hemi supaya satu brand sama bodi, tapi sayangnya Hemi di sini lebih sedikit parts dan mekanik yang fasih nangani mesin ini. Jadi pakai LS yang lebih familiar,” papar Jeje. Makanya enggak dibiarkan standar.
Kapasitas aslinya yang hanya 6.200 cc masih ditambah stroker kit, hingga kini jadi 7.000 cc. Alhasil, terukur di roda saat dyno test, tenaganya masih mencapai 350 dk! Stroker kit ini meliputi throttle body esktra-besar lansiran Holley, plus fuel rail berikut injektor.
Sementara untuk mengatur kinerja mesinnya, Jeje percaya pada ECU stand alone merek Haltech tipe PS2000. “Mesin ini datangnya komplet, tapi seperti exhaust system bikin sendiri di sini, plus wiring kombinasi sama merek lain,” ucap penggemar musik rock ini.
Transmisi
Menarik ketika melihat tuas transmisi di bagian tengah. Ternyata, jeroannya tak kalah luar biasa. “Konsep memang off-road racing Amerika, jadi pasangan mesin V8-nya girboks matik balap,” kata Jeje. Terlihat simpel, sebab girboks racikan FTI Performance ini hanya punya 2 percepatan. “Tapi sanggup menahan tenaga lebih dari 1.000 dk,” urai pria kelahiran 30 tahun silam ini.
Pakainya pun mudah. “Praktis, cukup taruh di posisi gigi 1 pas start. Tahan pakai trans-brake, lalu di trek biasanya cukup di posisi gigi 2, kecuali tikungan patah saja yang butuh pindah ke gigi 1 lagi,” ulas pria ramah ini panjang lebar. Lalu, gimana untuk mengakali ragam trek yang butuh akselerasi awal cepat atau justru trek berkarakter high speed dong?
“Yang dimainkan gigi transfer case-nya. Jadi saya baru punya 2 kit, yang halus bawaan girboks sama agak kasar,” sambung mahasiswa universitas swasta di Jakarta ini. Serunya lagi, karena memang didesain supaya memudahkan tim balap. Alhasil proses bongkar pasangnya justru lebih gampang, daripada gonta-ganti final gear di gardan.
Bodi + Sasis
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR