“Lihat jualan dulu, kalau di bawah 500 unit buat apa bikin bengkel,” lanjut Willianto.
Lalu bagaimana jika (semoga saja) KWID bisa sesukses saudara sedarahnya, Datsun Go dan Go + Panca yang terjual hingga puluhan ribu tahun lalu?
Atau paling tidak lebih besar dari asumsi target yang ditetapkan sebesar total 1.000 unit?
Tentu, ‘kasus’ sukses Honda saat permintaan melonjak pada tahun 2000, 2004 dan 2014 bisa jadi pelajaran.
Mereka mengakui kelabakan dan layanan aftersalesnya tidak siap mengikuti kuatnya mesin penjualan di pasar mobil nasional.
Alhasil, kini mereka betul-betul menyiapkan layanan aftersales jika tak ingin membuat konsumen kecewa.
Nah, ‘bagusnya’ Renault punya saudara satu induk sehingga urusan aftersales bisa ditangani bengkel resmi Nissan tertentu, seperti ditekankan Ario.
“Ingat, hanya bengkel resmi Nissan tertentu yang kita sign,” ucapnya.
Yakni Nissan Gading Serpong (Banten) dan Nissan TB Simatupang (Jakarta Selatan).
Renault menurut Ario harus berinvestasi bengkel resmi. Namun saat ini aftersales Renault dilakukan di Nissan bukan tanpa latar belakang jelas.
“Sekitar 100-an dealer Nissan bukan punya Nissan Motor Indonesia (NMI, APM Nissan). Tetapi punya jaringan Indomobil,” terang Ario.
Untuk itu, lanjut Ario, memasukkan Renault ke bengkel resmi Nissan yang sudah ada kerjasama sama saja memasukkan mobil konsumen ke bengkel Indomobil.
“Lalu bagaimana kalau bengkel Nissan membeludak karena sudah ada Datsun di sana? Titik-titik yang kita ambil yang punya load rendah. Itu kita minta tolong,” jelasnya.
Dalam hal ini, Renault hanya menyerahkan special tools yang akan digunakan oleh bengkel resmi Nissan tertentu yang bekerjasama dengan Renault.
Adapun mekaniknya tetap berasal dari bengkel resmi Nissan. Mereka harus bisa menjalankan perawatan sebagaimana mestinya.
Lalu bagaimana hitung-hitungannya?
“Seribu unit tahun depan berarti ada sekitar 2.000 unit entry. Jadi satu mobil kira-kira masuk bengkel 2 kali”.
“Estimasi tiap bulan sekitar 180 unit mobil dibagi delapan tempat, cuma 25 unit. Jadi enggak sampai 1 unit sehari di satu tempat,” tutur Ario.
Sementara itu, kubu PT Nissan Motor Indonesia (NMI) mengakui sudah ada perbicangan dengan Renault soal layanan aftersales namun belum tahu detailnya.
“Sudah ada diskusi dengan Renault tentunya. Kalau detail berapa dealer, ketersediaan sparepart tolong langsung ke Renault,” ucap Budi Nur Mukmin, General Manager Marketing Strategy and Communication Division NMI saat dihubungi otomotifnet.com (20/10).
Nissan sendiri memiliki 120 outlet namun tak semuanya dilengkapi sarana bengkel.
Nah, kita lihat, apakah 1.000 unit Renault KWID mampu membangkitkan mimpi 15 tahun lalu? (Otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR