Bogor - Meski fitur idle stop start dan torsi mesin diesel membuat sangat penasaran, akui saja iritnya konsumsi bahan bakar dari Suzuki Ertiga Diesel Hybrid jadi alasan mengapa kehadirannya sangat ditunggu di Indonesia.
Setelah akhirnya dicoba, Otomotifnet pun mencobanya dan mendapat hasil konsumsi bahan bakar yang sangat fantastis, yaitu 31,14 km/liter!
Irit banget kan? Asal...
Tentu tak asal kemudikan bisa hasilkan angka seirit 31,14 km/liter di atas. Nilai konsumsi bahan bakar tersebut kami dapatkan ketika mengikuti Liga Irit dengan Suzuki Ertiga Diesel Hybrid, sehingga cara mengemudikan pun Otomotifnet sesuaikan agar mendapat angka sebaik mungkin.
Dengan rute sejauh 77,6 km yang ditempuh dari U-Thai Resto & Cafe di SCBD (Senayan Central Business District), Sudirman - Jakarta Selatan, hingga ke R Hotel Rancamaya, Sukabumi, liga irit yang diadakan dengan total 15 unit baru Suzuki Ertiga Diesel Hybrid ditujukan untuk mengetahui seberapa irit mesin diesel D13A dari Ertiga Diesel ketika dikombinasikan dengan sistem mild hybrid dari ISG (Integrated Starter Generator) dan aki 70 Ah.
Apakah jalannya sangat lancar? Jangan salah. Selain jalan tol Lingkar Dalam Jakarta hingga gerbang tol Cibubur, kami menempuh lalu lintas yang sangat padat, bahkan sangat macet dan menanjak dari Sentul - Rancamaya.
Dari SCBD hingga memasuki jalan tol Lingkar Dalam Jakarta, laju Ertiga Diesel Hybrid yang terus-terusan merangkak kami buat seefisien mungkin dengan memanfaatkan torsi mesin diesel yang sudah terasa dari momen melepas pedal kopling, sehingga pedal gas sangat jarang kami gunakan.
Enaknya, setiap berhenti agak lama, SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki) terus memasukkan Ertiga Diesel Hybrid ke status idle stop, sehingga tak memakan bahan bakar.
Masuk ke gerbang tol senayan, angka di MID menunjukkan konsumsi sekitar 18 km/liter. Bayangkan nilai yang begitu baik di kondisi yang terus-terusan merayap.
Kemudian memasuki jalan tol, kami memanfaatkan data konsumsi bahan bakar real time di MID untuk selalu mengetahui respon throttle teririt. Pada kecepatan yang kami jaga di antara 60-80 km/jam, putaran mesin pun kami terus jaga di bawah 1.800 rpm sehingga VGT (Variable Geometry Turbocharger) belum bereaksi penuh agar meminimalisir boost, sehingga hanya memanfaatkan kompresi raksasa 17,6 : 1 pada mesin DDiS (Diesel Direct Injection System).
Editor | : | Fransiscus Rosano |
KOMENTAR