Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Sirip Hiu dan Sayap T di Mobil F1 akan Dibatasi dengan Ketat

Rabu, 26 April 2017 | 17:45 WIB
No caption
No credit
No caption

Eropa – Sirip ikan hiu (shark fin) dan sayap T (T-wing) yang jadi tren di balap F1 musim ini, kedepannya kemungkinan  akan dibatasi dengan ketat.

Peraturan baru tahun ini, memungkinkan kembalinya sirip ikan hiu di belakang penutup mesin, sementara sayap T telah terbukti menjadi desain aerodinamis yang populer di tim F1.

Namun, tidak ada desain yang baik di mata para fans atau bahkan beberapa bos tim.

"Perubahan dalam peraturan di sekitar penutup mesin telah dibuat, sehingga desain yang menggabungkan 'sayap T' dan 'sirip hiu' akan sangat terbatas," tulis sebuah pernyataan FIA setelah pertemuan Strategy Group hari Selasa (25/4).

No caption
No credit
No caption
Beberapa tim mengaplikasi sayap T dengan beragam bentuk dan posisi penempatannya

Perubahan tersebut harus diratifikasi oleh World Motor Sport Council.

Pasalnya, telah terjadi insiden lepasnya sayap T di mobil Mercedes milik Valtteri Bottas saat latihan GP Bahrain, pertengahan April ini.

Copotan sayap itu nyangkut di kolong mobil Red Bull RB13 yang dikemudikan Max Verstappen.

Akibatnya Verstapen memiliki waktu terbatas menjalani sesi latihan hari itu, karena ada kerusakan besar di lantai mobilnya.

"Saya tidak menduga hal itu akan menyebabkan banyak kerusakan," kata Verstappen. "Ini menghancurkan lantai (kolong mobil)," tegasnya.

Bos tim Red Bull Christian Horner pun langsung menyerukan pelarangan penggunaan sayap T.

Red Bull satu di antara beberapa tim yang tidak memanfaatkan T-wing di belakang sirip hiu penutup mesin mobilnya

Ia menjadi salah satu yangmengkritik pemakaian sayap di atas penutup mesin ketika pertama kali muncul pada sesi tes.

Red Bull sendiri tidak mengaplikasi sayap T. Horner percaya insiden seperti Bottas dan Verstappen bisa dijadikan alasan race director FIA Charlie Whiting untuk melakukan tindakan.

Bottas juga kehilangan sebagian sayap T-nya dalam balapan sebelumnya di Shanghai, Tiongkok.

Horner menyebut, biaya kerusakannya yang dialami itu nilainya sekitar Rp 735 juta.

“Jadi saya pikir itu harus dilarang dengan alasan keamanan dan biaya," tegasnya. (Otomotifnet.com)

Editor :

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa