Jakarta - Tanpa pengetahuan memadai, banyak bikers di Indonesia yang asal saja mengoplos bahan bakar untuk kendaraan motornya, menggunakan kombinasi RON (Research Octane Number) 88 dan RON 92, atau RON yang lebih tinggi.
Memang ada keuntungannya, tapi perlu diperhatikan pula efek buruknya. Apa tuh?
"Dengan mencampur bahan bakar, konsumen bisa mendapat spesifikasi bahan bakar dengan RON lebih tinggi, namun dengan harga jauh lebih murah," buka Dr. Ing. Ir. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, peneliti ITB, di sela-sela kegiatan Mechanic Gathering, di kawasan bisnis SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (31/5).
(Baca juga: Sekarang Eranya VVA, All New Yamaha R15 Unggul Performa dan Efisiensi di Semua Putaran Mesin)
(Baca juga: Hasil Tes Dyno All New Yamaha R15, Torsi Flat Yang Bikin Tarikan Ngisi Terus!)
Meski secara pengeluaran jadi lebih hemat, perilaku mencampur bahan bakar ini ternyata bisa menimbulkan efek negatif.
"Sebabnya Premium tidak memiliki zat aditif, maka jika dicampur dengan Pertalite RON 90 misalnya, zat aditif yang ada di Pertalite akan berkurang dan berpotensi menimbulkan kerak," terangnya lagi.
Nah, zat aditif sendiri memiliki fungsi untuk membersihkan kerak di ruang bakar. "Jika takarannya sesuai, zat ini bisa bekerja optimal melindungi potensi timbulnya kerak di ruang bakar. Namun, jika porsinya terlalu sedikit atau terlalu banyak, aditif malah justru menghasilkan kerak," ujar pria ramah yang akrab disapa Yus ini.
Selain menimbulkan kerak pada ruang bakar, proses akibat mencampur bahan bakar ini juga berpengaruh langsung terhadap kinerja mesin.
"Kerja mesin motor jadi tidak optimal, yang terjadi konsumsi bahan bakar pun semakin boros," pungkasnya.
Jadi jangan asal campur ya. (Otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR