Jakarta - Yamaha XMAX memang fenomenal, sejak diperkenalkan di Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2016 silam, langsung jadi favorit di kelasnya. Harga belum diumumkan pun yang inden mengular! Apalagi setelah resmi dijual hanya Rp 55 juta, dalam sehari inden online terdaftar lebih dari 1.000 orang!
Panjangnya antrian penginden dan terbatasnya kemampuan produksi di pabrik Yamaha Pulogadung, Jaktim, berimbas pula pada ketersediaan unit tes, termasuk untuk media, yang sampai sekarang belum ada.
Karena rasa penasaran OTOMOTIF yang tinggi, akhirnya pinjam ke Steven Lay, pemilik Layz Motor yang kebetulan sudah dapat duluan, karena inden sejak IMOS. Terima kasih ya bro!
Nah bagaimana impresi dan performa mengendarai skutik yang masuk dalam jajaran Yamaha Maxi ini? Mari kita simak hasil tesnya. Tim OTOMOTIF
Desain
Dari sisi desain, tidak perlu panjang lebar. Kendati bongsor, namun tampangnya terlihat sangar! Terutama kalau melihat desain lampu depan, dengan detail adanya DRL yang mirip mata alien.
Begitu juga lampu remnya, juga keren karena ada DRL yang bentuknya seirama depan. Oiya jangan heran jika beberapa bagian bodi motor ini sudah dilapis karbon, karena memang sudah dimodifikasi oleh Layz Motor. Sedang aslinya tentu polos.
Fitur & Teknologi
Fitur XMAX sudah dibahas lengkap di edisi 04:XXVII, tapi biar enggak lupa kita ulas yang jadi andalan utamanya. Pertama lampu-lampu sudah LED kecuali sein. Berikutnya pakai smart key system, yang juga ada immobilizer dan answer back system.
Fitur keselamatan ada Traction Control System (TCS) dan ABS, jadi saat akselerasi lebih aman karena roda belakang tidak akan slip, begitu juga ketika pengereman. TCS ini bisa dimatikan, caranya tekan beberapa detik tombol Info/Trip di setang kanan. Siapa tahu mau burn out kan?
(BACA JUGA : Bongkar Up Side Down All New Yamaha R15, Kanan Kiri Beda Konstruksi, Apa Keunggulannya?)
Melihat spidometernya, info yang disajikan memang lengkap banget. Namun yang paling menarik tentu ada info TCS on atau off, suhu udara, konsumsi bensin dan tak lupa ada trip v-belt, trip oil, trip time dan tegangan aki.
Jika bicara akomodasi, XMAX ini termasuk yang paling lega. Bagasi di bawah joknya bisa muat 2 helm full face dan berbagai barang lain.
Belum lagi ada 2 konsol di bawah setang, dan yang kiri berisi power outlet 12 volt, makanya ada kuncinya agar smartphone enggak mudah dicuri atau jatuh, sedang yang kanan tanpa kunci. Guna menunjang kenyamanan, XMAX dibekali windshield yang bisa diatur rendah atau tinggi kendati masih manual.
Pada motor milik Layz Motor ini sudah diseting tinggi, sehingga angin tidak mengenai kepala, cuma ternyata untuk rider 173 cm terasa tanggung, karena pas lurus pandangan mata kena tepat di lekukan.
Kenyamanan ditunjang juga dengan suspensi depan model motor sport yang panjang berdiameter 37 mm, sedang belakang suspensi ganda dengan setelan pre-load. Dibekali juga dengan ban lebar, depan 120/70-15 dan belakang 140/70-14.
Mesinnya berkonsep Blue Core pakai one piece forged crankshaft dan semi-dry sump. Kapasitas 250 cc, SOHC 4 klep injeksi berpendingin cairan. Radiatornya terletak tepat di belakang ban depan, untuk membuang udara panas ada salauran untuk mengarahkan ke bawah motor.
Riding Position & Handling
Tinggi jok sebenarnya hanya 795 mm, cukup pendek, namun ternyata Tester OTOMOTIF yang berpostur 173 cm saat berhenti kedua kaki tidak bisa menapak sempurna, tentu karena joknya lebar sehingga kaki mesti mengangkang. Mirip naik TMAX!
Ketika naik, posisinya santai sih karena ruang kaki terbilang sangat lega, posisi kaki bisa selonjoran atau menekuk normal. Ruang yang lega bisa jadi karena motor ini juga dipasarkan di Eropa, jadi mengakomodasi juga postur bule, bedanya di sana pakai mesin 300 cc.
Setangnya cukup lebar dan mudah diraih, letaknya agak rendah sehingga membuat posisi duduk cukup tegak. OTOMOTIF juga sempat jadi pembonceng, ternyata joknya lebar banget dan tinggi! Oiya bicara jok, busa dan kulitnya empuk banget, bikin betah duduk lama, enggak bikin pedas.
(BACA JUGA : Bongkar Up Side Down All New Yamaha R15, Kanan Kiri Beda Konstruksi, Apa Keunggulannya?)
Soal handling, kendati bobotnya mencapai 179 kg, namun ternyata kalau sudah jalan tetap terasa enteng. Cuma dengan jarak sumbu roda lebih dari 1,5 meter (1.540 mm) dan bodi yang lebarnya 775 mm, diajak menembus jalan padat khas kota besar tentu tidak bisa selincah Yamaha Aerox 155.
Termasuk ketika di parkiran, jika akan putar arah maka butuh usaha ekstra, harus sabar! Apalagi saat puasa begini ya? Hehe..
Jika kondisi jalan lancar, tentu saja bisa lebih nikmat untuk betot gas, cuma jangan kaget saat melibas jalan bergelombang atau menikung dalam kecepatan tinggi, ternyata ayunan pantat motor terasa berlebihan, karena rebound sokbreker belakang terlalu cepat.
Tapi karakter suspensi yang empuk tetap ada positifnya, dipakai jalan santai atau ketika melibas jalan rusak jadi nyaman. Apalagi joknya kan empuk banget!
Performa
Mesin 250 cc yang dipakai punya bore x stroke 70 x 64,9 mm, mekanisme katup SOHC 4 klep dengan pengaturan celah pakai shim. Rasio kompresi 10,5±0,4:1. Tenaga maksimalnya diklaim 22,5 dk di 7.000 rpm dan torsi 24,3 Nm di 5.500 rpm.
Karakter mesinnya ternyata tergolong smooth, kendati rpm langsung naik tinggi ketika gas dipelintir sampai mentok, tapi entakan tenaganya tidak mengagetkan. Penyaluran tenaga dan torsi dari mesin ke roda terasa linear naik perlahan. Termasuk ketika dientak saat akan menyalip.
Tentunya karakter smooth ini membuat berkendara jadi lebih nyaman. Dan bagi rider pemula pun akan dengan mudah mengendalikan XMAX ini, tanpa khawatir over power. Lebih dari cukup sih untuk penggunaan harian.
Karakter akselerasi smooth tadi terlihat dari hasil tes akselerasi pakai Racelogic. 0-60 km/jam XMAX butuh waktu 5,2 detik, beda tipis dengan Aerox 155 VVA yang mencatatkan waktu 5,4 detik.
Tapi atasnya tentu tetap jauh, kapasitas mesin tetap tidak bohong, meraih 0-100 km/jam XMAX hanya 13,8 detik, sedang Aerox 16,7 detik. Data lengkap bisa simak di tabel.
Konsumsi Bensin
Dengan adanya info konsumsi bensin di spidometer, baik average maupun current, tentu sangat memudahkan. Dan ternyata setelah dipakai berkeliling seputaran Jakarta dan sekitarnya, dengan kecepatan motor yang bervariasi tergantung kondisi jalan, rata-rata konsumsi bensinnya 28 km/L. Cukup irit ya?
Data tes:
0-60 km/j: 5,2 detik
0-80 km/j: 8,2 detik
0-100 km/j: 13,8 detik
0-100 m: 7,9 detik
0-201 m: 12,1 detik
0-402 m: 19,2 detik
Konsumsi bensin: 28 km/L
Data spesifikasi:
Tipe mesin: Liquid Cooled 4-stroke, SOHC
Jumlah/Posisi silinder: Single Cylinder
Diameter x langkah: 70,0 x 64,9 mm
Perbandingan Kompresi: 10,5±0,4:1
Daya maksimum: 22,5 dk (16,8 Kw)/7.000 rpm
Torsi maksimum: 24,3 Nm/5.500 rpm
Sistem starter: Electric Starter
Sistem pelumasan: Wet Sump
Kapasitas oli mesin: Total= 1,7 L; Berkala= 1,5 L
Sistem bahan bakar: Fuel Injection
Tipe kopling: Single Dry Clutch
Tipe transmisi: Full Automatic
P X L X T: 2.185 X 775 X 1.465 mm
Jarak sumbu roda: 1.540 mm
Jarak terendah: 135 mm
Tinggi tempat duduk: 795 mm
Berat isi: 179 kg
Kapasitas tangki bensin: 13 Liter
Tipe rangka: Underbone
Suspensi depan: Teleskopik
Suspensi belakang: Unit Swing
Ban depan: 120/70-15M/C 56P
Ban belakang: 140/70-14M/C 62P
Rem Depan: Disc Brake
Rem belakang: Disc Brake
Sistem pengapian: TCI
Battery: GTZ8V
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR