Sedangkan belakang berdiameter 240 mm dijepit kaliper tunggal justru terasa kurang mengigit.
Untuk fitur keamanan, ada Anti-lock Brake System (ABS) di kedua rodanya, ada juga sensor standar samping yang akan langsung mematikan mesin motor ketika masuk gigi 1 dan standar samping masih terbuka.
Yang tak boleh terlewatkan adalah mesinnya yang unik. Mesinnya diputar 180º hingga lubang intake, throttle body 42 mm dan air box-nya pindah ke depan, tepatnya di bawah komstir.
Sedang knalpotnya malah keluar ke belakang, tepat di bawah jok. Efeknya, mesin ini diklaim bisa membuat konsumsi bahan bakar lebih hemat dan membuat centre of gravity-nya jadi lebih optimal. Manuver jadi sangat mudah dikendalikan.
Riding Position dan Handling
Pertama kali duduk, dijamin langsung jatuh cinta! Sebabnya, pertama yang terasa adalah joknya yang tebal, empuk, dan nyaman banget sangat bersahabat untuk perjalanan jauh.
Selain itu joknya juga terbilang rendah hanya 785 mm sehingga untuk pengendara berpostur 168 cm kaki bisa menapak sempurna.
Berikutnya posisi footstep pengendara terbilang santai tidak membuat kaki terlalu menekuk saat dikendarai, hal ini tentu menambah kenyamanan.
Oiya, meskipun cover tangki bahan bakar terlihat besar namun tidak membuat kaki membuka lebar, ini karena desainnya menyempit di bagian paha pengendara.
Bagaimana kalau diajak jalan?
Meskipun terlihat besar nyatanya handling motor 1 silinder ini mudah dikendalikan, baik untuk melahap tikungan dengan cepat ataupun meliuk di kemacetan.
Tapi saat bermacet-macetan harus waspada dengan setangnya yang cukup lebar.
Redaman suspensi depan terasa pas saat melewati jalan rusak, masih nyaman tapi enggak mengayun. Rebound-nya terbilang lambat sehingga saat menikung kencang pun enggak mengayun berlebih.
Sedangkan suspensi belakang dibekali monoshock yang langsung bertumpu di swing arm. Monoshock-nya punya 10 setelan preload, tiap setelan naiknya sedikit sehingga bisa lebih detail. Untuk pengendara dengan bobot 57 kg setelan preload paling lembut masih nyaman.
Performa
Pasti awalnya underestimate dengan mesin yang cuma 1 silinder dan 313 cc. Tapi coba dulu, rasakan jambakan torsinya yang ugal-ugalan.
Mau buka gas di rpm berapa pun torsinya tetap ‘njengat’, untuk menyalip kendaraan atau menaklukan tanjakan bukan hal yang sulit.
Putaran mesin belum sampai 4.000 rpm saja sudah enak responnya. Karena penasaran, langsung saja performannya kita ukur di atas dynamometer.
Bukan untuk melihat berapa tenaganya, tapi lebih karena penasaran dengan grafik torsinya.
Di atas Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport, mesin yang punya konfigurasi diameter piston 80 mm dan stroke 62,1 mm ini punya tenaga maksimal 27, 98 dk pada 9.800 rpm dan torsi maksimum 23, 29 Nm di 8.200 rpm.
Coba perhatikan grafik torsinya, sejak 4.000 rpm sudah konstan di 20 Nm sampai 10.000 rpm. Pantas saja, asal buka gas terasa nendang torsinya.
Mau wheelie pakai motor ini? Gampang banget! Gak perlu gantung rpm terlalu tinggi lalu hentak kopling maka roda depan akan terangkat dengan mudah.
Cuma anehnya jadi ketahuan juga kalau air fuel ratio (AFR)-nya basah banget. Ini sampai 11,72 : 1, padahal umumnya motor standar ada di kisaran 13 : 1.
Feeling berkendara lainnya, terasa jika tiap perpindahan gigi terasa halus, koplingnya juga empuk namun tidak selip jadi tidak bikin tangan cepat pegal.
Yang sedikit agak mengganggu adalah suara mesin yang cukup kasar, namun pihak BMW menyebut ini normal. Yang mau mendengar suara motor ini tonton videonya di channel Youtube OTOMOTIF TV
Oiya catatan lain adalah ketika macet parah, suhu mesin lumayan hangat di kaki kanan, wajar saja karena temperatur mesin tertinggi saat macet bisa mencapai 104 celcius.
Konsumsi Bahan Bakar
Setelah berkendara lebih dari 350 km bersama motor ini, konsumsi bahan bakar tercatat 4 l/100 km atau 25 km/liter.
Pengetesan melewati berbagai macam kondisi di ibu kota dengan bahan bakar RON 92 dilakukan dengan berkendara agresif, wajar bawaannya mau buka gas terus, torsinya nendang sih hehe..
Data Tes
0 – 60 km/j: 3,7 detik
0 – 80 km/j: 5 detik
0 – 100 km/j: 7,5 detik
0 – 100 meter: 6,9 detik (95,8 km/j)
0 – 201 meter: 10,3 detik (116,1 km/j)
0 – 402 meter: 15,9 detik (133,9 km/j)
Kecepatan di spidometer: 152 km/j
Kecepatan di Racelogic: 149,8 km,j
Konsumsi bensin : 4 liter / 100 kmData Spesifikasi
Dimensi
Panjang : 2.005 mm
Lebar : 820 mm
Tinggi : 1.080 mm
Tinggi jok : 785 mm
Berat isi : 158,5 kg
Kapasitas tangki : 11 liter
Mesin
Tipe mesin : Berpendingin air, satu silinder 4-tak, DOHC 4 klep
Piston x langkah : 80 mm x 62,1 mm
Isi silinder : 313 cc
Tenaga maksimal : 27, 98 dk / 9.800 rpm
Torsi maksimal : 23, 29 Nm / 8.200 rpm
Rasio kompresi : 10,6 : 1
Pengabutan bahan bakar : Electronic fuel injection, BMS-E2
Perangkat emisi : Closed-loop 3-way catalytic converter, emission standard EU-4
Transmisi
Kopling : Multiple-disc terendam oli
Gearbox : Synchromesh 6-speed
Rangka & Rem
Rangka : Bolted steel frame, drive unit loadbearing, tubular steel rear frame
Suspensi depan : Upside down fork , Ø 41 mm
Suspensi belakang : Solid die-cast aluminum swingarm, directly hinged monoshock, adjustable
preload
Jarak main suspensi depan / belakang : 140 mm / 131 mm
Jarak sumbu roda : 1,374 mm
Radius putar : 64,9°
Pelek : Cast aluminium wheels
Pelek depan : 3.0 x 17”
Pelek belakang : 4.0 x 17”
Roda depan : 110/70 R 17
Roda belakang : 150/60 R 17
Rem depan : Single disc, diameter 300 mm, 4-piston fixed caliper, radially bolted
Rem belakang : Single disc, diameter 240 mm, single-piston floating caliper
ABS : BMW Motorrad ABS
Kelistrikan
Alternator : 330 W
Aki : 12 V / 8 Ah, maintenance free
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR