“Jika dibandingkan antara street bike dan road race bike, maka SAG street bike akan lebih besar, karena kondisi jalanan umum lebih bergelombang dibandingkan race track,” lanjut Yohanes.
Lantas bagaimana pengukurannya? Dicontohkan di Yamaha Mio J yang sudah pakai Ohlins.
“Pertama dengan cara memosisikan motor standar tengah roda mengambang (gbr.1), hitung jarak panjang menggunakan meteran, bisa ditandai dengan spidol di behel atau bodi dan as roda (gbr.2)," rinci Yongki.
Jika sudah didapat angkanya, selanjutnya motor dinaiki oleh pengendara dengan kedua kakinya harus naik tidak boleh menahan (gbr.3).
"Sebelum dinaiki jaraknya 400 mm, setelah dinaiki pengendara jadi 370 mm (gbr.4), berarti ada selisih 30 mm, ini cukup karena idealnya turun 25-30 mm atau 1/3 dari as,” tunjuk pria berkacamata ini.
Cara lain bisa menggunakan insulok (cable ties) diikat di as sok untuk melihat seberapa jauh sok bermain (gbr.5).
“Biasanya ini banyak dipakai di motor balap. Kalau sudah ketemu setingannya, maka preload sudah tidak perlu diotak-atik," lanjut pria ramah ini.
Kalau seandainya setelah preload sudah paling habis (gbr.6), sedangkan masih amblas lebih dari 30 mm bagaimana?
"Itu berarti spring atau pernya terlalu empuk, harus ganti per yang lebih keras, begitu pun sebaliknya," tutup Yongki yang berkantor di bilangan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Nah sekarang jadi tahu kan? (Fariz/Otomotifnet.com)
Showa Indonesia Manufacturing: 021-8934855
Ohlins Indonesia: 021-3161606
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR