Lalu kalau panjang langkah piston lebih besar dari diameter piston, tandanya mesin itu berjenis overstroke.
Contohnya Kawasaki ZX 130 yang punya diameter piston 53 mm tapi langkah pistonnya 59,1 mm.
Mesin dengan tipe ini memiliki karakteristik mampu mengeluarkan tenaga dan torsi yang besar pada RPM rendah dan menengah.
Karakternya cocok untuk penggunaan harian yang sering stop and go di kemacetan.
Terakhir, mesin yang diameter pistonnya lebih besar dari langkah pistonnya disebut overbore!
Nah, mesin dengan tipe ini mampu berputar hingga RPM tinggi, punya tenaga puncak yang besar pada RPM menengah dan tinggi.
Karakter mesin overbore cocok pada motor berkarakter sport, contohnya pada Suzuki GSX-R150 yang diameter x langkah pistonnya 62 x 48,8 mm.
Ini karena mesin overbore cocok untuk mengail performa tinggi pada putaran tinggi, misalnya saat balapan di sirkuit.
Lalu manakah jenis mesin yang paling bagus?
Tentu semua bagus, karena tiap mesin dirancang sesuai fungsi dan peruntukannya.
Ingat juga, ada faktor lain yang menentukan performa dari sebuah kendaraan.
Misalnya seperti bobot kendaraan itu sendiri hingga skill pengendara.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR