Otomotifnet.com - Tidak lama lagi Daihatsu akan meluncurkan generasi ketiga Dari Daihatsu Sirion.
Yaitu di bulan Februari 2018, full diimpor dari Malaysia, sama seperti Perodua Myvi yang sudah lebih dahulu diluncurkan di sana.
Lalu, kenapa Daihatsu pilih jalur impor untuk Daihatsu Sirion dibandingkan produksi lokal?
(BACA JUGA: Cemen Banget, Kalah Balap Liar, Pelajar Sabet Lawannya Pakai Celurit)
Ternyata, peminat dari city car ini tidak terlalu banyak di Indonesia.
Amelia Tjandra, Marketing Director PT. Astra Daihatsu Motor mengatakan Daihatsu Sirion hanya mencatatkan angka penjualan sekitar 200 unit perbulan untuk generasi sebelumnya.
Sehingga Daihatsu akan merugi jika memaksakan untuk diproduksi secara lokal (CKD).
Selain itu, harganya juga menjadi lebih mahal.
(BACA JUGA: Tolak Servis Jika Prosedur Ini Belum Dilakukan Mekanik)
"Enggak mungkin (selaris di Malaysia), karena di Indonesia itu kan tadi saya bilang paling laku itu di kelas LMPV," ujar Amelia Tjandra kepada GridOto.com, Rabu (24/1/2018).
"200an unit (per bulan) itu rugi (jika diproduksi di Indonesia) harganya akan mahal," lanjut Amel saat ditemu di Daihatsu Training Center, Sunter, Jakarta Utara.
Sehingga PT Astra Daihatsu Motor (ADM) lebih memilih untuk mengimpor langsung dari Malaysia.
Karena permintaan serta kapasitas produksi di Malaysia yang tinggi.
"Jadi lebih baik dibuat ke yang volumenya lebih banyak (di Malaysia)," lanjut Amel lagi kepada GridOto.com.
Untuk harga, Daihatsu Sirion ini masih dirahasiakan oleh Daihatsu sampai mobil ini diluncurkan.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR