Di bagian depan sudah ada double disc, begitu juga untuk rem belakang juga dibuat model cakram, keduanya masih menggunakan lansiran RCB.
Kaki-kaki ini masih mempertahankan bawaan asli dari Aerox, namun kini sudah dibalut dengan Pirelli Rosso Scooter.
Kalau penasaran dengan tampilan pada bodi, ternyata Ian terinspirasi dari aura balap milik livery Anniversary Yamaha yang dibuat berwarna merah.
Bagian panel depan juga tak ketinggalan didandani, selain berkesan sporty juga ada aura futuristis di sana.
Ada spidometer lansiran Koso yang menemani setang milik Yamaha X-Ride dan berpasangan dengan switch control khas milik Bajaj Pulsar.
Dibalik pencapaian motor ini ternyata ada sedikit kisah memilukan bagi Ian dalam mengantarkan Aerox-nya untuk juara.
"Tadi berangkat jam 2 pagi dari Jogja karena menunggu hujan reda, dan sempat juga kecelakan, jadi ada lecet-lecet di bagian bodi," ujarnya.
Hal ini menyebabkan beberapa bagian bodinya lecet serta coak pada cat, terutama bodi bagian samping.
Pemuda satu ini pun tidak kehabisan akalnya, setelah selesai mencuci motor gacoan ia pun memberinya sedikit variasi.
"Jadi itu stiker putih-putih di sepatbor dan bodi samping untuk menutupi lecet, lumayan dalem ini," pungkasnya.
Wah gigih juga perjuangan Ian Juno, tak sia-sia usahanya berhasil membuatnya mendapat "golden ticket" menuju final Customaxi di Jakarta.
Oh ya, untuk kamu yang berada di Bandung siap-siap untuk Customaxi selanjutnya di tanggal 3 Februari besok.
Editor | : | Taufan Rizaldy Putra |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR