Selain itu, dalam Bahasa Kawi, Gus Balik juga membuka filosofi Sang Hyang Brahma Lelare: Ang Ung Mang, Wijil Sang Hyang Tri Sakti. Sang Buk Buk Sah, Sang Hyang Gagak Aking—Patemuaning Siwa Budha Sakti Patwa Sang Hyang Brahma Lelare Pinake Ratuning Wisesa.
Secara garis besar, Gus Balik mengatakan filosofi itu bermakna pertemuan antara sakti Siwa dan sakti Budha yang disebut Sang Hyang Widhi.
“Saktinya Siwa dan saktinya Budha di sana bertemu dan itulah yang sebenarnya dicari-cari oleh seluruh umat beragama,” tutur Gus Balik.
Untuk penjelasan yang lebih dalam, Gus Balik enggan untuk menjelaskannya.
(BACA JUGA: Ngilu, Honda CBR150R LED Luka Dalam, 'Obat Merahnya' Kira-Kira Abis Duit Berapa?)
Sebab, berbicara mengenai filosofi yang lebih mendalam, kata dia sangatlah rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Dia mengatakan, membahas seluk beluk patung sakah secara mendalam sama halnya membahas Tuhan.
“Kalau semuanya diulas tidak bisa. Tidak boleh sembarangan dan tidak waktunya tidak bisa hitungan jam.”
“Kalau ditulis juga tidak akan habis. Sebab, kalau mengulas itu sama dengan mengulas Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” pungkas Gus Balik dengan tegas
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Bassist Navicula, I Made Indra Kritis Usai Kecelakaan Bersama Kekasih di Dekat Patung Bayi Sakah
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR