Kini waktu bagi Pertamina untuk menghitung potensi kerugian karena harus menyediakan kembali infrastruktur bensin subsidi Premium.
Nah, 23 triliun rupiah adalah angka potensi kerugian Pertamina tahun 2018 karena menjual Solar dan bensin bersubsidi atau Premium.
Ekonom menghitung kerugian pertamina membesar ketimbang tahun lalu yang sekitar 18,7 triliun rupiah.
(BACA JUGA: Kayak Ada Moge-Mogenya, Honda CB150R Streetfire Numpang Lewat, Besok Ganti Model Lagi)
Penyebabnya pemerintah kembali memutuskan mengedarkan Premium ke wilayah Jawa-Madura-Bali.
Kerugian Pertamina belum termasuk infrastruktur bensin Premium yang juga harus kembali disediakan.
Sebelumnya sebagian besar nozzle atau selang premium diganti dengan nozzle Pertalite.
Bima Yudhistira, peneliti dari Indef mengatakan, menjual premium sebenarnya mahal dibanding Pertalite dari sisi ongkos produksi.
(BACA JUGA: Ini Dia Barang Yang Bikin Maling Motor Baper, Gagal Total Gasak NMAX)
"Karena negara mana lagi yang memakal RON premium?" ujarnya dikutip dari Kompas TV.
Menurutnya kalau pun Pertamina menyisihkan uang untuk membangun kilang, kilang, maka kilang digunakan untuk mengupgrade bahan bakar.
"Minyak yang kita impor bukan untuk diup grading justru down grading karena kebutuhan premiumnya diadakan lagi," pungkasnya.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Kompas TV |
KOMENTAR