Otomotifnet.com - Kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang sampai menembus angka lebih dari Rp 14.000 (Rp 14.375 per 6 Juli 2018 seperti dikutip dari Bloomberg), bikin waswas produsen otomotif dalam negeri.
Bahkan jika posisi Dolar terus menguat di angka tersebut, harga jual kendaraan bermotor khususnya roda empat, bisa jadi akan mengalami penyesuaian.
Artinya, masyarakat akan terbebani dengan harga yang terus melambung.
(BACA JUGA: Dulu Gagah Naik Ninja Dan R25, Sekarang Temenan Sama Vespa )
“Ini sangat berpengaruh terhadap harga mobil karena sebagian besar komponen dan bahan baku mobil yang ada di sini masih dalam bentuk Dolar," kata Ketua Umum Gaikindo, Johannes Nangoi, (4/7/2018)
"Ini kalau Dolar masih bertahan Rp 14.400 dalam jangka lama mungkin Agen Pemegang Merek (APM) perlu melakukan adjustment (penyesuaian) lagi,” imbuh Johannes Nangoi.
(BACA JUGA: Mantap! Pemilik Mengklaim Sokbreker Depan Lexi Bocor, Langsung Dapat Ganti Yang Baru)
Namun, Nangoi mengatakan, kalau itu tergantung dari APM-nya masing-masing.
Karena kebijakan dan strategi setiap merek akan berbeda-beda.
(BACA JUGA: Ini Jurusnya Bikin Mitsubishi Xpander Keren Tapi Simpel, Gaulnya Enggak Norak)
“Karena jujur, ini cukup berpengaruh. Namun ini tergantung merek per merek, mereka berbeda-beda. Ada stoknya tinggi, ada yang sedikit,” imbuh Johannes Nangoi.
“Jika tidak dinaikkan harganya (jika dolar masih tinggi) mereka akan susah bertahan. Jadi pasti nanti ada adjustment, dan seberapa besar dan seberapa cepat penyesuaian harganya, ini tergantung dari merek-merek tersebut,” kata Nangoi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah Lemah, Harga Jual Mobil Bisa Naik"
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR