Kondisi jalan yang buruk karena konturnya berbukit-bukit yang tertutup hutan lebat serta karakter tanahnya yang mencair saat tersiram hujan.
Membuat pasokan logistik terhambat sehingga memaksa warganya memenuhi 80% kebutuhan pokoknya dari barang-barang selundupan dari Malaysia.
Sistem barter ini sempat disaksikan oleh Pak Sis dan rekan.
Ada warga Dayak dari pelosok datang ke toko dengan membawa ikan asin, madu dan lada untuk ditukar dengan garam, sabun, kecap, bensin, rokok, minuman keras dan lain-lain seharga barang bawaannya.
Temuan ini didapat dari perjalanan hari ke-12.
(BACA JUGA: Pantas Kaca Kijang Innova Bisa Ditembus Sapu, Menurut Hitungan Fisika Kecepatannya Sampai 113 Km/jam)
Sebelumnya diberitakan, Pak Sis dan dua rekannya menempuh sekitar 3.300 kilometer memotong pulau Kalimantan.
Mulai dari Samarinda, berakhir di Pontianak lewat jalur yang menghubungkan empat sungai besar, Mahakam, Barito, Kahayan dan Kapuas.
Setelah menyusuri area perbatasan sepanjang 300 kilometer, akhirnya mereka masuk ke Malaysia.
"Mengapa lewat Malaysia, karena kita ingin ke Sambas. Jaraknya 250 kilometer."
"Kalau tidak lewat Malaysia, jaraknya mencapai 350 kilometer lewat kebun sawit yang jalannya enggak bisa diprediksi"
"Sebab penduduk setempat juga jarang ada yang lewat. Umumnya mereka bepergian jarak dekat saja di daerah tersebut," terang Novan.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR