Otomotifnet.com - Ternyata dalam mengganti master rem motor, tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.
Soalnya kemampuan pengereman motor harus sesuai dengan spesifikasi motornya.
"Harus sesuai dengan kubikasi mesin atau Daya Kuda (Horse Power) dari sebuah motornya," buka Tommy Huang, punggawa Bintang Racing Team (BRT).
"Kalau terlalu pakem atau kurang pakem nanti malah bahaya," wanti Tommy Huang saat ditemui di sela-sela Yamaha Endurance Festival 2018 yang digelar di Sirkuit Sentul, Bogor Jawa Barat.
(BACA JUGA: Loh Kok? Kampas Rem Motor Zaman Now Cepat Habis, Ada Alasan Kesehatan)
Buat master rem ada ukurannya tersendiri, biasanya dibedakan berdasarkan besar piston master rem.
"Semakin besar diameter piston master remnya maka rem akan berat dan enggak begitu pakem. Sebaliknya, semakin kecil piston diameter master remnya maka tuas rem makin enteng tapi pakem banget," tambahnya.
Yup, kalau kalian sudah pernah belajar fisika, sistem kerja rem hidrolik ini memang sejalan dengan hukum Pascal.
Makanya, kerjanya seolah-olah seperti terbalik.
(BACA JUGA: Tuas Rem Motor ABS Seperti Melawan Saat Digunakan, Begini Penjelasannya)
Dalam hukum Pascal disebutkan semakin kecil penampang A (piston master rem) maka akan memberikan tekanan yang lebih besar ke penampang B (piston kaliper rem).
Makanya, disebutkan Pak Tommy Huang tadi kalau diameter piston master rem dikecilkan justru bikin rem lebih pakem dan enteng Sob!
Tapi ingat, bikin pakem sistem pengereman juga jangan sembarangan.
Rem yang terlalu pakem juga bisa mengundang bahaya.
(BACA JUGA: Minyak Rem Motor Berubah Warna Dan Terasa Ngelos, Mending Ganti Baru)
Dalam keadaan panik bikers kerap membejak tuas rem dengan keras, kalau rem kelewat pakem bisa bikin ban kehilangan daya cengkram.
Awas, selain mengganti master rem, mengubah ukuran piringan cakram terlalu besar juga bisa bikin rem kelewat pakem.
Makanya, lebih baik konsultasi dulu ke mekanik sebelum melakukan ubahan pada sistem pengereman.
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR