Otomotifnet.com - Mengetahui dengan detail mobil yang akan dipakai balap, jadi satu kuncian untuk sukses.
Dengan begitu, jadi tahu titik performa maksimal.
Inilah yang dilakukan oleh Luckas Dwinanda dari bengkel Engineplus Motorsport.
Ia pahami Honda Brio 1.3L keluaran 2013 yang dipakai balap.
Lantaran ikut di kelas Japan Super Touring Car (JSTC), tentu tak bisa tampil apa adanya.
Kelas modifikasi ini menuntut pembalap dan pemodifikator berkreasi terhadap pacuannya.
Untuk bisa tampil mengalahkan para kompetitornya, pria yang juga pimpinan dealer Honda Sunter ini telah lama menjalankan pengembangan dan riset.
“Awal ke JSTC, mobil masih biasa saja. Tapi saat ini sudah mulai diketahui beberapa titik yang harus lebih diperhatikan"
"Hasilnya catatan waktu memang ada peningkatan,” ungkapnya.
(BACA JUGA: Ternyata Ada Pilihan Mesin Diesel Di Honda Brio Terbaru)
Riset dan pengembangan yang dilakukan telah berjalan selama kurang lebih 1 tahun.
Nah, saat mobil pertama siap balap, waktu tempuhnya sekitar 1 menit 51 detik.
Di ISSOM beberapa waktu lalu, catatan terbaiknya mampu tembus 1 menit 43 detik.
Itu dicetak ketika sesi kualifikasi.
Meski waktunya melesat tajam, ternyata titik fokus Luckas bukan pada mesin.
Sebab dalam balap, performa mesin memang pegang peranan, tapi bukanlah satu-satunya. (Toncil/OTOMOTIF)
MESIN
Jangan kaget lihat foto ini.
Luckas hanya mengandalkan mesin L15 saja. Pakai punya Honda Jazz.
Memang bukan mesin performa dari Honda, tapi mesin ini dikenal sebagai mesin irit.
Tentu ada alasannya sampai menggunakan mesin ini.
(BACA JUGA: Punya Tiga Honda Brio Di Rumah, Satu Dibikin Kayak Begini)
“Ubahannya tidak banyak dari dudukan mesin standar."
"Memang sempat terpikir untuk pakai K series, tapi modifikasinya terlalu banyak."
"Selain itu, yang utama dengan mesin ini, kalau butuh spare part, masih banyak tersedia dan tak perlu tunggu lama atau import,” sebut pria ramah ini.
Bagaimana dengan kapasitasnya? Ternyata tetap 1.500 cc saja.
Lantas, bagaimana bisa melejit meninggalkan rival yang pakai mesin kapasitas 2.000 cc?
Internal mesin nyaris seluruhnya diganti dengan performa yang bagus.
Selain itu, penggantian juga dilakukan terhadap fuel pressure regulator dan juga injektor pakai yang lebih besar.
Ubahan ini, cukup memberi dampak bagi Brio milik tim Gazzpoll tersebut.
(BACA JUGA: Honda Brio Sempat Disindir Kehilangan Jati Diri, Bagaimana Kalau Kayak Begini?)
Kuncian lain, tentu dengan pemasangan turbo.
Sayangnya, Luckas enggan membeberkan secara detil, begitu juga dengan besaran boost turbonya.
“Rahasia dulu, karena masih ada 3 seri lagi. Nanti setelah itu deh ya,” serunya.
SUSPENSI
Titik inilah yang jadi fokus ubahan penggemar drag race ini.
“Honda Brio itu salah satu mobil yang sulit belok, apalagi kalau kencang."
"Kecenderungannya understeer. Di posisi ini, kita riset cukup banyak"
"Maksudnya supaya bisa belok dengan sempurna,” sebutnya.
(BACA JUGA: Konsultasi Otomotif : Ada Suara Benturan Logam Di Suspensi New Honda Brio)
Berdasarkan informasi, di jalur lurus sirkuit Sentul, Honda Brio bisa menyentuh kecepatan sekitar 219 km/jam, kemudian ngerem keras untuk masuk R1 dan melanjutkan ke R2.
Maka wajar dengan kecepatan tinggi tersebut, mobil jadi sulit belok. Maklum, Brio memang diperuntukkan jalan raya.
Mengakomodirnya, semua bushing-bushing karet dilepas. Ganti seluruhnya pakai sistem pillowball.
Sehingga, pergerakannya lebih leluasa dan presisi dibanding karet. Demikian juga dengan seting sokbreker.
Untuk depan, saat ini masih pakai Buddy Club P1 untuk depan dan Aragosta di belakang.
(BACA JUGA: Pasaran Honda Brio Seken, Harus Bersaing dengan Brio Baru Stok Lama)
Nantinya, depan akan pakai Aragosta juga supaya lebih maksimal. Penggantian tersebut tentu dengan lingkar per.
“Yang juga membantu, karena suspensi dibikin keras semua. Jadi pas belok, tidak ada gejala body roll,” jelasnya.
Jalur bahan bakar dibikin unik. Dua pompa yang di kiri untuk mengirim bahan bakar ke surge tank sebelum nantinya dipompa lagi menuju mesin.
Yang di kanan, merupakan cooler untuk mendinginkan bahan bakar sebelum kembali ke tangki
BODI
Meski bobotnya sudah enteng, namun ‘diet’ tetap dilakukan pada Brio yang satu ini.
Nyaris seluruh komponen bodi ganti dengan bahan fiberglass. Kecuali pintu kanan depan, atap dan tentunya kaca.
(BACA JUGA: Begini Komentar Komunitas Brionesia Soal Brio Baru, Seperti Kehilangan ‘Jati Diri’)
Reduksi bobot cukup lumayan untuk menunjang di trek.
Sementara itu, di bagian belakang terlihat wing yang posisinya rata dengan atap mobil.
Ini bukan untuk gaya-gayaan.
“Benar-benar berfungsi ini. Dulu waktu belum pakai, pas ngerem dari kencang, bagian belakang goyang dan geser. Setelah pakai wing ini, enggak lagi. Belakang diam, belok juga enak,” sebutnya.
(BACA JUGA: Honda Brio 2014 Dan 2016, Lahan Empuk Mahasiswa Teknik Mesin)
Selain itu, bodi dan sasis juga dibikin rigid. Caranya dengan melakukan reinforced dan menggabungkan rollbar dengan dudukan sokbreker.
Hal ini untuk mereduksi body roll yang cukup besar.
Data Modifikasi :
Mesin :
Honda L15, Fuel Injector Clinic, fuel system Deatschwerks, ECU Haltech, Dash logger Haltech, knalpo custom, intercooler custom, piping custom, radiator custom.
Kaki-kaki :
sokbreker Buddy Club P1 dan Aragosta, pillowball bushing, pelek Enkei RP01, SSR Type C, ban Achilles.
Bodi :
Fiberglass, rollbar.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR