Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Honda CBR250RR, Pakai Klep Vios, Buntut Kayak Motor MotoGP

Parwata - Sabtu, 24 November 2018 | 12:00 WIB
Honda CBR250RR 2017 Penguasa IRS Seri 3
Rizky/OTOMOTIF
Honda CBR250RR 2017 Penguasa IRS Seri 3

Otomotifnet.com - Ini kisah saat Kejurnas IRS Sport 250 cc seri kedua beberapa waktu lalu.

Ade Rachmat Pandapotan selaku chief mekanik tim Astra Motor Racing Team (ART) Jakarta, optimis pembalapnya Sigit PD dan Sudarmono bisa menang atau minimal podium.

Hal itu didasarkan pada performa Honda CBR250RR korekannya punya tenaga lebih dari 51 dk, dan juga hasil latihan yang waktunya sangat kompetitif.

Namun ternyata ketika race berlangsung, performa pacuan justru melorot.

Ade curiga kualitas bensin antara yang dipakai saat latihan yang beli sendiri, dan ketika balap yang disediakan panitia beda.

Kecurigaan itu dikuatkan hasil analisa setelah mesin dibongkar, ada tanda-tanda detonasi.

“Makanya saya langsung beli alat ukur oktan,” terangnya.

“Ini buat mengukur tiap sesi, antisipasi kalau dapat oktan yang kurang bagus, jadi saya sudah punya bekal base map mana yang harus dipakai,” lanjutnya.

(BACA JUGA: Niat Piara CBR250R? Ini Dia Suku Cadang Penting Tapi Susah Dapetnya)

Untuk mencari base map dengan bahan bakar oktan lebih rendah, ditempuh dengan bantuan alat knocking sensor.

Jadi maksimalnya seberapa bisa ketahuan.

Enggak cukup atur base map, agar aman untuk menghadapi IRS seri ketiga, Ade mesti melakukan perubahan spek.

“Utamanya rasio kompresi terpaksa turun dari 13,2:1 jadi 12,5:1. Efeknya tenaga mesin turun jadi cuma sekitar 48 dk saja,” urainya. Caranya dengan menambah paking blok.

(BACA JUGA: Dulu Proyek Prestisius, Dibikin Di Ruang Khusus, Honda CBR250RR Kian Tergerus)

Dan hasilnya di IRS seri 3 yang berlangsung pekan lalu (25-26/8) sangat memuaskan. “Laju motor stabil kencang dari start sampai finish,” puas Ade.

“Waktu tempuh Sigit PD stabil di kisaran 1 menit 44 detik di race 1 dan 1 menit 43 detik di race 2,” imbuhnya.

Puncaknya Sigit PD berhasil menjadi juara di 2 race sekaligus! Dilengkapi Sudarmono yang naik podium 3 di race 2.

Hasil itu tentu bukan cuka karena turun kompresi, ada banyak ubahan lainnya. Apa saja?
Yuk dikulik! (Aant/OTOMOTIF)

Klep Moge

Diameter katup memang tak boleh diubah, jadi tetap berukuran 24,5 mm dan 21 mm, tapi diganti.

“Pakai punya moge 600 cc, bahan sama besi tapi lebih kuat enggak mudah patah kalau benturan dengan piston."

"Enaknya batangnya sama 4 mm dan panjangnya juga sama, cuma perlu ngecilin payungnya,” papar Ade.

Permukaan klep juga lebih datar, jadi otomatis meningkatkan rasio kompresi.

Klep copotan moge didampingi per klep spesial
Rizky/OTOMOTIF
Klep copotan moge didampingi per klep spesial

Per Klep Amerika

Untuk mengantisipasi floating, per klep diganti yang spesial dipesan ke Amerika, tapi vendor asal dirahasiakan.

“Spring rate sama tapi frekuensi rendah dan daya tahan lebih bagus,” ujarnya sambil berbisik harganya Rp 700 ribu/biji!

Mahal juga ya? Tapi sesuai dengan kemampuannya sih.

Kem Mentah

Kemnya tentu juga dirombak biar campuran bensin dan udara yang masuk dan keluarnya sisa pembakaran bisa lebih banyak.

Bahannya kem mentah dari Honda, speknya punya lift 9 mm.

“Durasi untuk in 250 derajat dan ex 245 derajat, dan didesain untuk dapat peak power di atas, di sekitar 15.000 rpm,” papar mekanik yang tinggal di Ciputat, Tangsel ini.

Cylinder Head Diporting

Kepala silinder hanya di-porting sedikit saja
Rizky/OTOMOTIF
Kepala silinder hanya di-porting sedikit saja

Kepala silinder tentu saja wajib dapat sentuhan, dengan di-porting saluran masuk dan buangnya.

“Tapi cuma sedikit, aslinya CBR250RR ini sudah bagus, jadi sekadar menghaluskan saja,” terang pria berbadan gempal ini.

Injektor CBR250R

Injektor andalkan punya CBR250R
Rizky/OTOMOTIF
Injektor andalkan punya CBR250R

Guna menyemprotkan bensin ke ruang bakar, injektor pakai milik CBR250R atau yang generasi satu silinder.

“Punya fuel rate 240 cc/menit,” terang Ade.

Injektor ini terpasang di throttle body standar yang ditemani velocity stack custom.

Dan uniknya motor Sigit PD tanpa ram air duct maupun boks filter layaknya CBR250RR pembalap lain.

Alasannya karena di Sentul justru rawan kemasukan kerikil, yang jika masuk ke ruang bakar akan mengakibatkan kebocoran kompresi.

ECU MoTeC M130

Otak dari motor ini diganti ECU standalone MoTeC M130 yang juga sudah terdapat data logger.

“Semua parameter mesin termasuk suspensi direkam, tapi yang utama sering dipantau AFR, tekanan oli, temperatur dan speed di straight."

"Kalau ada keluhan dari pembalap baru dilihat data lainnya,” terang mekanik yang bengkelnya bermarkas di Cijantung, Jaktim ini.

Limiter mesin ternyata dipatok sampai 15.800 rpm! Dan menurut Ade setinggi itu masih aman karena piston speed masih di bawah 25 m/s.

Benar saja kalau dihitung baru 21,8 m/s. “16.000 rpm juga masih aman,” yakinnya.

ECU andalkan MoTeC M130, jangan iseng-iseng cari harganya ya!
Rizky/OTOMOTIF
ECU andalkan MoTeC M130, jangan iseng-iseng cari harganya ya!

MoTeC C125 Display

Untuk memantau kondisi mesin dan memudahkan pembalap, area kokpit terisi MoTeC C125 display.

Info yang disajikan bisa bisa beragam tergantung kebutuhan mekanik dan pembalap.

“Ketika balap yang ditampilan temperatur, lap time, gear position, speed, rpm, oil pressure, best time, voltase dan tentu shift light yang menyala di 15.300 rpm,” papar mekanik yang juga jago pasang turbo di mobil ini.

Oiya top speed motor di trek lurus berdasarkan GPS dapat 196 km/jam.

MoTeC C125 display, ini yang ditampilkan saat balap
Rizky/OTOMOTIF
MoTeC C125 display, ini yang ditampilkan saat balap

Koil Vios

Pada bagian pengapian, sebagai partner ECU MoTeC ternyata ada koil Toyota Vios yang bertugas melipatgandakan tegangan.

Kenapa Vios? “Karena tegangan dari MoTeC cuma 40 mA, itu enggak kuat untuk discharger koil bawaan, makanya pakai mobil yang sudah built in igniter, salah satunya punya Vios yang gampang dicari,” papar pria berambut pendek ini.

Rizky/OTOMOTIF

Suspensi Showa

Mesin bertenaga belum tentu kencang jika suspensi tak mumpuni, nah kedua roda motor bernomor 63 ini dikawal peredam kejut dari Showa tipe SFF untuk depan dan BFRC di belakang.

Sementara di pelek standarnya terpasang ban Dunlop Sportmax α13 SP. “Ini ban keluaran 2018, sangat membantu catatan waktu jadi lebih tajam,” yakin Ade.

ADA KAMERA

Ini kameranya
Rizky/OTOMOTIF
Ini kameranya

Antena terpasang
Rizky/OTOMOTIF
Antena terpasang

Ada yang unik di motor Sigit PD, terdapat kamera di depan dan belakang juga sebuah antena di buntutnya.

“Yang depan itu live bisa langsung ditonton di paddock, kalau yang belakang merekam saja."

"Sengaja pasang kamera buat antisipasi kalau ada kejadian di trek,” papar Ade yang sampai harus pasang antena penerima di atas paddock agar sinyal bisa ditangkap.

Keren ya seperti MotoGP!

Data modifikasi

Ban: Dunlop Sportmax α13 SP 110/70R17 & 150/60R17
Disc brake depan: Yutaka CBR600RR
Master rem depan: Nissin HRC
Radiator: aftermarket
Suspensi depan: Showa SFF
Suspensi belakang: Showa BFRC
Setang: BPro
Segitiga atas: K Factory
Injektor: Honda CBR250R
Koil: Toyota Vios
ECU: MoTeC M310
Display: MoTeC C125
Footstep: BPro
Per kopling: aftermarket CRF150L
Rantai: DID
Gir: Sunstar 51/17

Editor : Iday
Sumber : Tabloid OTOMOTIF

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa