Otomotifnet.com - Bunyi yang terjadi di kaki-kaki atau suspensi mobil Anda, tak boleh dianggap remeh.
Sebab, itu bisa menjadi gejala awal atas kerusakan yang terjadi pada komponen kaki=kaki atau suspensinya.
Sebelum terlambat, sebaiknya Anda segera melakukan pengecekan ke bengkel.
Namun agar tak bingung, kami akan memberikan penjelasan seputar bunyi-bunyian yang umumnya terjadi pada suspensi mobil, agar lebih mudah untuk didiagnosa di bengkel.
Kerusakan pada komponen Constant Velocity Joint (CV joint) akan menimbulkan bunyi seperti “tek..tek..tek..”, dan selalu muncul saat mobil belok.
”Suara semakin nyaring dan cepat kalau beloknya dengan kecepatan agak tinggi. Tergantung kerusakannya juga. Kalau makin keras, berarti sudah harus dicek,” ucap Hidayat, dari bengkel khusus kaki-kaki Karya Per di Jalan Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
CV joint juga biasa disebut as kopel atau kopel as bagian luar (outher shaft).
Baca Juga: Wajib Tahu, Ternyata Hal Ini Yang Bikin Rack Steer Mobil Cepat Rusak
Komponen ini biasa digunakan untuk mobil berpenggerak roda depan yang berfungsi meneruskan putaran ke roda penggerak.
Masalah ini diawali pada karet pelindung CV joint yang rusak atau akibat pemakaian dan usia.
“Karet yang melindungi CV joint ketika sobek, membuat pelumasnya keluar dan mudah dihinggapi kotoran. Sehingga, CV joint makin lama makin aus karena air dan kotoran,” ujar Hidayat.
Link Stablizer
Gejala yang sering terjadi pada kerusakan di bagian batang (link) stabilizer, umumnya didahului dengan bunyi “gluduk..gluduk..” saat setir diputar atau belok.
Akibatnya, akan mengganggu kenyamanan saat berkendara.
Bunyi yang ditimbulkan tersebut disebabkan karet support pada link stabilizer yang sudah aus atau pecah.
'Kalau sudah parah, bunyinya semakin keras dan handling mobil akan terganggu,' ujar Subhan dari bengkel spesialis kaki-kaki Uban Jaya Motor di Bintaro, Tangerang Selatan.
Solusinya, dengan mengganti link stabilizer mobil Anda.
Kerusakan pada rack steer umumnya terjadi akibat umur pakai, kondisi jalan atau perilaku mengemudi yang agresif.
Biasanya kerusakan yang terjadi bermula dari sobeknya karet boot roda, lalu masuk kotoran dari luar akan menempel pada bagian gigi penghubung yang sudah dilumasi dengan gemuk atau grease.
Sehingga, putaran gigi penghubung jadi berat dan berpotensi merusak gigi rack dan pinion-nya.
Baca Juga: Harus Tahu, Ternyata 3 Hal Ini Penyebab Setir Mobil Narik Kanan Kiri
Khusus yang menggunakan sistem electric power steering (EPS), jika pergerakan gigi sudah aus akan mengakibatkan pembacaan sensor gerak menjadi ngawur.
Jika didiamkan, lama kelamaan akan merembet ke peranti lain seperti sensor EPS-nya.
Indikasi awal, biasanya setir jadi loss atau dapat berputar tetapi berat karena tidak mampu meng-assist. Otomatis biaya perbaikannya akan meroket.
Tie-rod & long tie-rod
Sebagai penghubung antara kemudi dengan roda, tie rod memiliki beban kerja yang cukup besar.
Seiring pemakaian, komponen ini tentunya akan mengalami kerusakan. Ketika rusak, tie rod akan menimbulkan banyak gejala.
Pertama, putaran setir akan terasa oblak dan melayang.
Namun jika hanya satu sisi tie rod yang rusak, karakter setir akan menarik ke satu sisi
Kedua, ada bunyi ‘klek’ saat roda dibelokkan.
Cara yang paling ampuh untuk memeriksa kondisi tie-rod adalah dengan mendongkrak kedua roda depan hingga tak bersentuhan dengan permukaan jalan.
Habis itu, gerakkan roda dengan cara memegang sisi kanan dan kiri ban memakai tangan.
Goyang-goyangkan agak kuat ke depan dan belakang, lalu cermati gejala yang muncul. Saat tie rod atau long tie rod rusak, akan muncul gejala roda yang oblak.
Bahkan jika sudah parah, akan disertai bunyi ‘klotok..klotok..’. Jika sudah begitu, tak ada jalan lain selain menggantinya.
Harga tie rod dan long tie rod memang cukup bervariasi.
Baca Juga: Beginilah Gejala Yang Muncul Saat Tie Rod Mobil Sudah Mulai Rusak
Posted : Selasa, 16 Juli 2024 | 18:12 WIB| Last updated : Selasa, 16 Juli 2024 | 18:12 WIB
Editor | : | optimization |
Sumber | : | Otomotifnet.com |
KOMENTAR