Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Dua Kolektor Yamaha RX-King Bikin Iri, Modal Kuat Hasil Memikat

Sukandi - Rabu, 20 Februari 2019 | 07:20 WIB
Koleksi Yamaha RX-King Raja Kembali Bertahta
F. Yosi / OTOMOTIF
Koleksi Yamaha RX-King Raja Kembali Bertahta

Otomotifnet.com - Berdalih mengenang masa muda, kedua pelaku balap mobil ini rela bersusah payah mengumpulkan barang-barang Yamaha RX-King.

Tentu bukan untuk disimpan saja, tapi dirakit ulang atau menggantikan komponen di Yamaha RX-King miliknya yang sedang ‘dibangun’.

Membuat sang raja kembali bertahta.

Kedua penggeber Jeep Cherokee saat berlaga di ajang speed off-road tersebut yakni H.Hedi Achmad Sugandi, atau lebih sering dipanggil H. Gandi dan juga Ahmad Badawi.

Meski keduanya berbeda kota, namun sepakat kalau ketika mereka muda dulu sangat ingin punya motor Yamaha RX-King.

Baca Juga : Mewah Juragan! Hidup Bergelimang RX-King Mulus, Yang Ngeliat Langsung Ngiler Minta Diwarisin

“Dulu masih kita impikan, sekarang kita punya. Sekalian ngebangun bikin jadi orisinal lagi,” sebut Gandi yang juga jadi salah satu pemilik pabrik sarung Hasstex di Majalaya, Jabar tersebut.

Sementara itu, hampir sama seperti Gandi, Badawi juga demikian.

“Motor ini kan terkenal dari zaman dulu. Ibaratnya jadi legenda"

"Sampai sekarang juga masih, makanya gue pingin melihara lagi,” ungkap salah satu petinggi di merek mobil VW ini.

Menariknya, Gandi dan Badawi punya ‘koleksi’ RX-King yang tidak sedikit, namun juga spesial.

Seperti apa ya? 

HAJI GANDI

Kumpulan Yamaha RX-King Yang Dimiliki Oleh Gandi
F. Yosi / OTOMOTIF
Kumpulan Yamaha RX-King Yang Dimiliki Oleh Gandi

Pertama kali punya motor 2-tak ini berkelir silver.

Padahal motor ini identik dengan warna hitam.

“Nah, justru di situ uniknya. Kalau begitu, warna silver kan jadi sedikit yang punya,” ungkapnya.

Pertama kali beli sekitar Rp 17 juta.

Bukan langsung dipakai, tapi justru dibongkar habis untuk dibangun ulang supaya lebih bagus.

Setelah selesai proses bangun, langsung ikut event khusus Yamaha RX-King.

Dalam event tersebut, mejeng selama 4 jam sudah ada yang nawar lebih dari Rp 40 juta.

Mulai dari sini keinginan untuk terus menambah ‘peliharaan’ kuat dirasakan.

"Mencari spare part untuk yang tahun tua saat ini sudah susah"

"Harus banyak gerilya ke pemain lainnya, kenalan atau toko-toko lama. 
Kadang di Yamaha pusatnya sendiri juga tidak ada,” ucap pria murah senyum ini.

Maka tak aneh jika dirinya meluaskan jaringan pertemanan ke berbagai tempat.

Bukan saja ke komunitas, tapi juga bengkel-bengkel yang ada.

Saat ada kesempatan memboyong part-part orisinal pasti langsung dilakukan.

Baca Juga : Kayak Kopassus, Yamaha RX-King Satu Klub Dicat Sama, Dilewatin Juga Orang Nunduk

Karena dasarnya pencarian spare part orisinal dari tahun keluaran motor, maka tak jarang waktu tunggunya lama.

Bisa sekitar 3-6 bulan.

Saat ini, bertempat di bengkelnya, Hasstex Motorsport di Majalaya, Jabar, terparkir sebanyak 10 RX-King, baik yang sudah selesai dibangun aliran custom dan juga orisinal.

Di sisi lain, teronggok beberapa komponen, ceceran dari mesin, lampu, dan lainnya.

Menurutnya, komponen-komponen tersebut sengaja dikumpulkan untuk mengganti komponen yang sudah mulai apkir.

Inilah Yang Sangat Disukai,Karna Memiliki Tampilan
F. Yosi / OTOMOTIF
Inilah Yang Sangat Disukai,Karna Memiliki Tampilan

Atau sebagai persediaan saat akan membangun RX-King lainnya.

Motor yang dimiliki olehnya, ada yang generasi King Cobra (1983-1994), Master (1995-2001) dan New (2002 keatas).

Selain itu juga tersimpan satu unit Yamaha RX-K yang lebih langka dibanding RX-King.

Menariknya, dari beberapa unit yang dimiliki dan masih orisinal, Gandi justru lebih tertarik ke unit yang sudah modifikasi.

Baca Juga : Gimana Mau Gas Pol, Cuma Buka Sedikit Saja ‘Terbang’, RX-King Satu Ini Agresif Banget

Memang sih, tampilannya lebih keren dibanding yang standar. Tapi ternyata bukan itu alasannya.

“Yang sudah modifikasi ini, terlihat lebih bandel dibanding yang lainnya"

"Di beberapa titik juga tidak meninggalkan kesan ‘pemain mobil’. Contohnya penggunaan bahan karbon,” ungkapnya.

AHMAD BADAWI

Dirinya punya koleksi RX-King yang cukup lengkap. Bukan dilihat dari tahun produksi motor, tapi lebih ke kode mesin yang ada.

 

Ahmad Badawi lebih senang mengumpulkan versi bumper besi
F. Yosi / OTOMOTIF
Ahmad Badawi lebih senang mengumpulkan versi bumper besi

“Dulu pernah beli yang muda, tapi justru diejek temen. Akhirnya gue main yang tua aja. Semua yang gue punya bumper besi dan ini lebih sulit,” ungkap Badawi, panggilannya.

Jika demikian berarti terkumpul mulai keluaran 1983-1986, dan terselip satu unit RX-K keluaran 1982.

Secara total, ada 6 motor Yamaha RX-King dan RX-K di pekarangan rumahnya di daerah Jaksel.

Koleksi RX-King yang cukup Lengkap
F. Yosi / OTOMOTIF
Koleksi RX-King yang cukup Lengkap

Pada tahun-tahun tersebut, kode blok mesinnya yakni 4Y2, 5T5, 29N, 1EE, dan 1TR.

“Motor yang ada, semua blok mesin, masih ada kodenya itu. Belum ada yang ganti"

"Jadi mesin masih pakai aslinya semua,” sebutnya kemudian.

Bukan itu saja yang membuat koleksi punya Badawi spesial, tapi ke beberapa part utama.

Ban masih pake merek Asli
F. Yosi / OTOMOTIF
Ban masih pake merek Asli

Seperti baut-baut, ban bahkan juga mika lampu.

Terlihat dari baut pegangan stang, masih tertera dengan jelas 6 di ‘kepala’ baut.

Kalau sudah bukan orisinal, biasanya tidak ada angka tersebut.

Baut baut Sangat Diusahakan mendapat yang orisinil mesti harus penuh perjuangan
F. Yosi / OTOMOTIF
Baut baut Sangat Diusahakan mendapat yang orisinil mesti harus penuh perjuangan

Bahkan plastik pengikat kabel-kabel di area stang juga masih standar pabrik.

Di ban, pria yang juga punya usaha mobil towing ini menggunakan yang standar seperti dari pabrik. Pakai merek Inoue.

Bukan saja mereknya, tapi kembangan dan ukurannya juga standar punya Yamaha RX-King.

“Kalau di toko sih sudah susah. Ini gue dapet dari sesama pelaku,” jujurnya.

Baca Juga : Yamaha RX-King Yang Dijual Rp 300 Juta Diklaim Asli Buatan Jepang, Benarkah?

Produk standar juga dipakai pada mika lampu.

Jika dilihat secara detil, plasti penutup bohlam tersebut masih ada tulisannya ‘Imasen’.

Ini merupakan standar yang dipakai RX-King keluaran 1982. Untuk perburuannya, jelas tak bisa sebentar.

DETEKSI MOTOR CAPEK

Mau mengikut jejak Gandi dan Badawi? Tentu harus tahu cara melihat motor incaran.

Jika benar-benar ‘pemain’ baru, lebih baik ajak teman yang sudah mengerti.

Bahkan yang sudah mengerti saja, kadang belum paham secara keseluruhan.

Biasanya dilihat hanya sepintas saja. Kaki-kaki, mesin, kelengkapan dan lainnya.

Supaya bisa lebih detil, Gandi punya triknya nih.

Baca Juga : Wah! Tolak Mesin 2-Tak Dilarang di Perkotaan, Yamaha RX-King 'Serbu' Gedung DPR

Menurutnya, mudah saja melihat motor RX-King tersebut sudah ‘capek’ atau belum.

“Lihat di komstirnya. Kalau sudah ada cekungan, berarti itu motor yang capek"

"Bisa ada cekungan, karena biasanya motor kalau parkir, setangnya dibelokkan dan ‘bersandar’ di komstir itu" 

"Selain itu, kalau lagi putar balik, juga biasanya dipentokin,” ungkap Gandi.

Namanya motor berjalan, pasti pernah parkir.
“Betul memang, tapi cari yang cekungannya tidak terlalu dalam,” wantinya lagi.

Nah, tambah lagi ilmu untuk deteksi motor nih.

Jika tertarik untuk ‘bermain’ RX-King, ada dua pilihan jalur.

Pertama membeli sendiri dan proses membangun, dan kedua serahkan ke bengkel.

Kalau memutuskan membeli sendiri, disarankan pilih yang tahun muda.

Yakni mulai keluaran 2000-an.

Ini disebabkan berbagai part masih banyak tersedia di toko, karena part number dari komponen juga masih ada.

Baca Juga : RX-King Keluaran Terakhir 2009 Laku 73,5 Juta, Yang Ambil Anggota DPR

Sangat berbeda dibanding tahun tua yang sudah tidak ada lagi.

Atau mau menempuh jalur via bengkel.

Menurut Gandi, untuk proses restorasi yang bagus, angkanya berawal sekitar Rp 15 juta.

Jika full restorasi, membengkak jadi sekitar Rp 40-50 juta.

Akan semakin mahal, jika lebih banyak menggunakan barang orisinal, terutama yang tahun tua. Toncil/OTOMOTIF

 

 

Editor : Iday
Sumber : Tabloid OTOMOTIF

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa