Kemudian, agar bisa membuka rute di tiap etape, mesti diaktifkan oleh panitia di check point dengan discan barcode yang ada di nomor peserta.
Baca Juga : Bagasi Lexi Dirasa Kurang Luas? Pasang Braket Untuk Boks Belakang
"Jadi peserta tidak bisa mempelajari rutenya duluan," lanjut Gareng.
Kemudian, agar tahu rutenya sejak titik awal atau di 0 km, mesti memperhatikan petunjuk anak panah yang ada di roadbook yang disertai arah dan jarak.
Jadi peserta wajib memperhatikan tanda-tanda di lintasan sesuai dengan petunjuk.
Baca Juga : Honda Adventure Days 2019 Dipadati Ratusan Peserta dari Berbagai Daerah
Kalau beda, berarti nyasar!
Jika sudah menemukan titik sesuai dengan yang ada di roadbook, maka tinggal digeser ke halaman berikutnya agar tahu tujuan berikutnya.
Begitu terus sampai menemukan check point yang ditentukan hingga mencapai garis finish.
Kebayang serunya kan? Utamanya lokasi yang dituju banyak menawarkan keindahan panorama kawasan pegunungan yang banyak dijumpai di kawasan Semarang sampai Yogyakarta.
Baca Juga : Mantap! Enggak Cuma MotoGP, Mandalika Lombok Juga Akan Gelar World Superbike
Repotnya adalah sepanjang rute peserta harus memperhatikan smartphone yang menempel di setang.
Lalu kalau sinyal telepon hilang, seperti di desa-desa tertinggi di kaki Gunung Merbabu, salah satunya Desa Cuntel (1.720 mdpl), maka peserta tak bisa melakukan scan barcode di titik check point yang ada.
Tapi asli terobosan pakai tulip digital ini sangat menyenangkan dan kekinian!
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR