Otomotifnet.com - Indonesia sekarang berpeluang mengekspor produk otomotif ke Australia.
Hal ini karena baru saja ditandatanganinya perjanjian kerjasama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
Kerjasama ini juga membuka peluang Indonesia mengekspor mobil listrik dan hybrid ke Australia dengan tarif preferensi 0 persen.
Dengan penandatanganan itu, 6.747 pos tarif barang asal Indonesia akan dibebaskan bea masuknya ke Australia.
(Baca Juga : Penjualan Suzuki Wagon R di Indonesia Tak Terlalu Ramai, Tapi Ekspor Mekar)
Dalam sepuluh tahun terakhir, industri otomotif di Australia menutup pabriknya karena pasar Negara Kanguru tersebut dianggap tidak menguntungkan bagi para produsen mobil.
Untuk penuhi kebutuhan kendaraan roda empat, selama ini Australia mengandalkan impor dari beberapa negara seperti Thailand, Jepang, China, dan India.
“Dengan demikian, potensi pasar otomotif di Australia sebesar 1,1 juta sudah terbuka bagi produsen Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran persnya, (14/3/).
Berdasarkan tipe, permintaan mobil di Australia, jika digabung mobil penumpang dengan SUV, setiap tahun bisa mencapai 70 persen dari total pasar di negeri tersebut.
(xBaca Juga : Wuling Berencana Ekspor Produk Rakitan Indonesia, Ini Penjelasannya)
Airlangga menambahkan, saat ini pesaing industri otomotif Indonesia di ASEAN hanya Thailand.
Saat ini, produksi Thailand lebih tinggi dari Indonesia yakni sebesar 2,1 juta unit dengan ekspor 1,1 juta unit, sedangkan Indonesia produksinya 1,3 juta unit dan ekspor 346 ribu unit.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR