Otomotifnet.com - Kali ini OTOMOTIF mengetes motor yang beda dari biasanya, karena dibekali dua roda di bagian depannya, yaitu Peugeot Metropolis 400i RX-R ABS yang oleh Peugeot Motorcycles Indonesia dibanderol Rp 280 juta OTR Jakarta.
Seperti apa impresinya untuk dipakai sehari-hari? Tim OTOMOTIF
DESAIN
Three-wheel scooter asal Perancis ini jika dilihat berkesan besar, gagah, tinggi dan sporty karena dimensinya yang memang lebih besar dari motor beroda dua.
Untuk varian RX-R ini alias versi sporty dibekali warna matte black, smoke sport screen pendek yang bisa diatur ketinggiannya secara manual, dan aluminium foot plates.
FITUR & TEKNOLOGI
Diawali dari spidometernya, yang mengombinasikan analog dan layar digital di tengahnya.
Yang unik tachometer di kanan ditunjukkan dengan jarum anti clockwise atau kebalikan dengan arah jarum jam, angka kecil di sisi kanan dan redline di sisi kiri.
Mirip mobil Peugeot 308 dan 3008, unik!
Ketika baru dinyalakan, layar digitalnya menunjukkan interval service dengan icon kunci pas.
Isi layarnya ada fuel meter dan engine temperature yang mendempet jam digital.
Ada juga pilihan TCS (Traction Control System) 1 dan 2, odometer, trip, fuel range, average fuel consumption, dan suhu udara.
Ada juga gambar ketiga rodanya, di mana akan berkedip ketika terdeteksi ban kempis, karena ada fitur Tyre Pressure Management System (TPMS).
Di bawahnya ada beberapa indikator seperti TCS, high beam & low beam, tilt lock indicator, parking brake, ABS, MIL, oil pressure, dan indikator bagasi.
Saklar di panel kanan ada beberapa tombol.
Paling bawah berwarna merah tentu engine cut off yang menyatu dengan starter, di atasnya ada tombol untuk mengunci roda depan.
Digeser ke kiri untuk mengunci, dan ke kanan untuk melepasnya.
Fitur itu namanya tilt lock, di mana kedua roda depannya bisa terkunci kaku, sehingga saat berhenti kaki tak perlu turun menahan motor.
Di atasnya ada tombol lampu, karena belum AHO, tekan ke atas untuk menyalakan DRL yang berada di tengah kedua roda, dan ke bawah untuk menghidupkan kedua headlamp berbohlam 55 watt.
Lalu paling depan ada tombol dengan 2 fungsi, tekan ke bawah untuk mengganti tampilan average fuel consumption dengan real time fuel consumption, lalu geser ke depan untuk mengganti TCS 1, TCS 2, dan TCS off.
Di bagian tengah setangnya ada 2 tombol.
Pertama tombol electronic parking brake, yang dilengkapi logo Peugeot, mengaktifkannya dengan menggeser tombol ke arah pengendara.
Di bawahnya ada tombol hazard yang juga menyala saat dihidupkan.
Sedang panel saklar kiri sama seperti motor lain.
Motor ini sudah keyless, sehingga pengendara hanya perlu mengantungi remote dengan jarak maksimum 1,5 meter.
Knob smart-key berwarna hitamnya ditemani LED biru yang terus menyala saat motor digunakan, sehingga jadi ‘pemanis’ terutama di malam hari.
Di bawah setang ada beberapa kompartemen.
Yang kiri cukup dalam dan dilengkapi power outlet berbentuk USB.
Sayangnya hawa panas radiator yang ada di depannya membuat kompartemen ikut panas.
Geser ke bawahnya ada kompartemen juga cukup untuk menaruh sarung tangan.
Jika masih kurang, di ujung depan jok ada gantungan barang yang dapat dilipat.
Di dek terdapat tuas rem yang merupakan Synchro Braking Concept (SBC) atau combi brake.
Jadi ketika diinjak pengereman langsung terdistribusi secara merata di ketiga rodanya.
Di bawah joknya ada bagasi yang bisa memuat sebuah laptop 15 inci, namun tidak disarankan menaruh selama perjalanan, karena hawa panas mesin masuk.
Dan sayangnya bagasi ini tidak terlalu dalam, hanya lebar saja dan belum ada penahan hydraulic, padahal joknya cukup berat.
Tapi tidak perlu khawatir jika ingin membawa muatan lebih, di belakang juga ada bagasi, yang bisa memuat helm half face maupun full face.
Bagasi belakang ini tembus ke depan namun permukaannya tidak rata.
Oiya untuk membuka jok dan bagasi hanya dengan menekan tombol yang ada di bawah setang kiri.
Oiya ada satu fitur yang jarang ada di motor lain, yaitu kaca spionnya memiliki garis pembatas di bagian ujung kiri dan kanannya.
Yang merupakan petunjuk sisi blind spot.
Namun hati-hati karena lebar spionnya melebihi setangnya, jadi jangan sampai menyenggol kendaraan lain ya!
Fitur lainnya ada hazard otomatis menyala saat pengereman mendadak.
Cara kerjanya ketika kecepatan Metropolis di atas 50 km/jam, sistem akan mengaktifkan lampu hazard jika kendaraan terdeteksi pelan dalam jangka waktu lebih dari 6 ms, lalu hazard akan mati sendiri saat deselerasi kurang dari 2,5 ms.
RIDING POSITION & HANDLING
Jok dual layer dengan jahitan benang merah ini memiliki tinggi hanya 780 mm atau hanya 2 mm lebih tinggi dibanding Yamaha FreeGo.
Karenanya yang berpostur 170 cm hanya sedikit jinjit saat menapakkan kaki.
Selain rendah, joknya lebar dan busanya tebal, empuuukk…
Selain itu, dilengkapi juga dengan sandaran tulang ekor yang bisa diatur maju dan mundur dalam 4 pilihan.
Mengaturnya cukup dengan melepas baut L sebagai penguncinya.
Setangnya tinggi, otomatis posisi berkendara menjadi makin nyaman dan santai.
Dek pijakan kaki pengendara juga cukup luas dan posisinya agak rendah, jadi paha menyudut ke bawah tidak nangkring.
Namun pedal rem sedikit memakan ruang kaki.
Bicara handling, ternyata benar-benar butuh adaptasi dengan karakter dua roda di depan dan bobotnya yang mencapai 258 kg.
Karena impresi awalnya setang terasa sangat berat ketika jalan pelan atau meliuk di kemacetan, maklum menggerakan dua roda.
Lalu bagian depan yang lebih lebar dibanding skutik biasa, membuat pengendara harus punya perhitungan saat menyalip, jangan sampai salah satu roda depannya menabrak pembatas jalan atau terjeblos.
Begitu pula saat ingin putar balik, motor ini tidak bisa langsung belok secara patah, karena jadi seperti akan jatuh.
Inilah mengapa perlu adaptasi awal cukup lama.
Adaptasi berikutnya yang perlu dilakukan adalah ketika berbelok, karena rasanya motor seperti oversteer, tidak bisa belok ke dalam tikungan secepat skutik roda dua.
Butuh penyesuaian kemiringan motor serta kecepatan agar mendapatkan titik belok ideal. Selain itu, saat berbelok juga mesti main badan seperti naik motor besar.
Sisi enaknya, dengan adanya Dual Tilting Wheels (DTW) motor terasa begitu stabil meskipun diterpa angin dari samping.
Selain itu, dua rodanya memberikan grip ekstra saat pengereman atau menikung.
Minusnya ketika menghajar lubang atau tambalan dengan kecepatan sedang atau tinggi, guncangan di setang sangat terasa, begitu juga ketika sedang menikung dan menginjak jalan tidak rata, setang langsung bergoyang.
Sepertinya karena Metropolis hanya menggunakan satu suspensi untuk dua roda depannya.
Kalau suspensi belakangnya yang berlabel Paioli Meccanica asal Italia redamannya sungguh lembut.
Untuk pengendara berbobot 57 kg, preload di setelan paling empuk sudah cukup, karena preload-nya tersedia dalam 4 pilihan kekerasan.
Meski bagian pengereman diklaim sudah di-upgrade dari model sebelumnya, tapi rasanya untuk mengurangi laju motor 258 kg ini masih kurang! Begitu pula dengan rem kakinya, harus menginjak kuat-kuat agar motor mau berhenti, jadi yang ada justru membuat pengendara sedikit kagok.
Enak pakai handel di tangan saja.
Ada lagi hal seru di Metropolis ini, karena di sisi samping bodi dekat setang terdapat lubang hawa untuk membuang panas radiator.
Efeknya akan ada hawa hangat ke tangan seperti menggunakan grip heater, tapi ini versi manualnya, hehee…
PERFORMA
Dibekali mesin 1 silinder berkapasitas 400 cc injeksi berpendingin cairan, dengan teknologi LFE Power Motion.
Klaim tenaga maksimumnya 35,1 dk di 7.250 rpm dan torsi 38,1 Nm pada 5.750 rpm.
Saat digas dan kampas kopling mulai menyentuh mangkok, muncul sedikit getaran di area CVT.
Utamanya saat merayap di kisaran 2.500 rpm sampai 3.000 rpm, sehingga terasa ada getar, dibarengi suara ‘gluduk-gluduk’ di CVT.
Namun setelah berjalan konstan atau kecepatan tinggi getaran itu hilang.
Karakter tenaga bawahnya tidak istimewa, motor melaju secara halus meskipun gas dibuka secara penuh.
Istimewanya baru muncul saat di atas 60 km/jam, dorongannya mantap hingga mentok di top speed 140 km/jam.
Karakter mesinnya juga punya deselerasi yang minim, dengan kata lain engine brake tidak terlalu terasa, sehingga saat gas dilepas motor masih meluncurrr… makanya rem mesti kerja berat.
KONSUMSI BENSIN
Dipakai berkendara sejauh 250 km menggunakan bahan bakar RON 92, average fuel consumption di spidometernya menunjukkan angka 4,1 L/100 km atau 24,3 km/liter.
Wajar lah untuk mesin 400 cc dengan bobot 258 kg.
KESIMPULAN
Ingin tampil beda karena populasi pasti sedikit, dan lebih aman karena pakai 2 roda di depan, Peugeot Metropolis ini bisa jadi pilihan.
Namun dengan dimensi yang besar serta bobot berat, karakter tenaga juga dominan kuat di putaran tengah hingga atas, membuat Peugeot Metropolis ini lebih cocok digunakan untuk berkendara santai di hari Minggu atau melakukan touring dengan kondisi jalan panjang dan lebar.
Data Tes:
0-60 km/jam: 6,8 detik
0-80 km/jam: 10,7 detik
0-100 km/jam: 16,1 detik
0-100 m: 8,8 detik (@69,9 km/jam)
0-201 m: 13,3 detik (@90,3 km/jam)
0-402 m: 20,5 detik (@110,6 km/jam)
Top speed spidometer: 140 km/jam
Top speed Racelogic: 139,7 km/jam
Konsumsi bensin: 24,3 km/liter
Data Spesifikasi:
Tipe mesin: 4 tak, silinder tunggal, 4 klep
Emisi: Euro 4
Kapasitas: 399 cc
Bore x stroke: 84 mm x 72 mm
Tenaga maksimum: 35,1 dk/7.250 rpm
Torsi maksimum: 38,1 Nm/5.750 rpm
Perbandingan kompresi: 11,8:1
Suspensi depan: Deformable parallelogram with double wishbone (Dual Tilting Wheels (DTW))
Suspensi belakang: Combined spring and hydraulically damped shock absorber
Cakram depan: 230 mm
Cakram belakang: 240 mm
P x L x T: 2.152 mm x 775 mm x 1.450 mm
Jarak sumbu roda: 1.500 mm
Berat kosong: 258 kg
Tinggi jok: 780 mm
Kapasitas tangki bensin: 13 liter
Ban depan: 110/0-13
Ban belakang: 140/70-14
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR