Otomotifnet.com - Usia turbo pada mesin bisa pendek jika dirawat dengan asal.
Umumnya kinerjanya melemah karena terjadi kebocoran, benturan pada blade turbine wheel atau compressor wheel dan loss power.
Selain itu problem turbo biasanya disebabkan kemasukan atau menelan benda asing seperti debu, pasir serpihan batu yang masuk ke housing filter udara.
Kualitas oli dan suplai oli ke turbo kurang juga memperpendek usia turbo.
(Baca Juga: Toyota Fortuner Turbo Jebol, Kantong Bolong Seharga Yamaha NMAX)
Bisa juga dari kebocoran udara oleh selang udara atau clamp yang rusak, sobek atau tidak presisi.
Hingga membuat turbo tidak bekerja secara optimal. Lantas bagaimana cara mendeteksinya?
Ada dua hal mendasar mendeteksi turbo tidak berfungsi, yaitu kebocoran oli dan loss power.
Langkah pengecekan bisa dapat dilakukan dengan cek dan copot selang udara dari filter untuk mendapatkan akses ke housing compressor turbo.
Sebaiknya komponen ini dalam keadaan kering tanpa basah.
Lalu putar kipas compressor, putaran yang dihasilkan harus lancar dan tidak ada gesekan atau benturan.
Lantas periksa radial play (gerakan ke arah kiri dan kanan) compressor wheel yang berhubungan dengan turbine wheel harus dalam keadaan standar.
Tidak oblak dan compressor wheel tidak boleh ada kontak sama sekali dengan housing compressor turbo.
(Baca Juga: Kijang Innova Diesel Lama Kayak Fortuner, Aman Pakai Turbo VNT )
Setelah tahu deteksi kerusakan turbo, apakah turbo mobil bisa diservis? Pada prinsipnya bisa, dengan memperhatikan kondisi dari turbo itu sendiri.
Menurut Gandi, Technical Specialist & Advisor workshop Sirimas Turbocharger Specialist setidaknya ada 3 hal dasar dalam menentukan dan memperbaiki turbocharger.
1. Setiap turbo yang di dis-assembly, harus dibalancing ulang kembali sebelum dilakukan pemasangan.
Hal ini sangat vital karena berpengaruh pada balance putaran turbine wheel dan compressor wheel turbo.
2. Setiap servis atau perbaikan turbo yang dilakukan, minimal dilakukan penggantian repairkit set lengkap sebagai standar kualitas dari perbaikan yang dilakukan.
3. Bisa memberikan referensi/informasi bila ditemukan penyebab kerusakan turbo karena masalah eksternal.
Karena masalah turbo tidak akan selesai jika penyebab utama kerusakan adalah pada faktor eksternal, meskipun telah dilakukan penggantian unit turbo baru.
"Untuk biaya sebenarnya sangat beragam tergantung tipe dan kerusakan turbo," sebut Gandi.
"Untuk contoh servis turbo di Ford Ranger, Chevrolet Captiva, Pajero Sport, VX-80, FJ-40 di range Rp 2,5 sampai 3,5 juta untuk penggantian repairkit, balancing, flowtest dan service dengan garansi kebocoran 2 bulan," terangnya.
"Tapi jika turbine wheel atau compressor wheel harus diganti atau tidak bisa pakai, maka harus ganti cartridge assy" sambungnya.
(Baca Juga: Kijang Innova dan Fortuner Diesel Butuh Biaya Rp 2-5 Juta Jika Kipas Turbo Rusak)
Untuk pengerjaan servis turbo mulai dari 1 hari sampai 3-4 hari (apabila kondisi turbocharger rusak parah).
Tindakan pencegahan sebelum turbo rusak maka diperlukan perawatan mesin untuk penggantian oli mesin, filter oli dan filter udara.
Sebagai informasi tambahan, aplikasi Turbo Timer pada mesin berturbo sangat membantu untuk menjaga umur turbo.
Alasannya, karena perangkat turbo timer memastikan suplai oli tetap tersedia di dalam turbo dan tidak langsung berhenti pada saat mesin kendaraan dimatikan.
“Sirimas sampai saat ini lengkap menangani penjualan dan servis turbocharger berbagai merk seperti Garrett, Holset, Schwitzer, IHI, Toyota, Mitsubishi, ABB, KKK, Borgwarner untuk aplikasi mulai dari kendaraan pribadi, operasional, alat berat, genset sampai Tug Boat," tutup Gandi.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR