Otomotifnet.com - Dalam gelaran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) yang berlangsung awal September 2019 lalu, ada produsen motor listrik lokal, tepatnya dari Semarang, Jawa Tengah namanya Be Fussion (BF) Goodrich.
Anda tidak salah baca, namanya memang mirip dengan produsen ban asal Amerika Serikat BF Goodrich.
Di IEMS mereka memboyong motor listrik bergaya café racer dengan nama CG. Dibanderol seharga Rp 19,8 juta.
Setelah pameran pihak BF Goodrich berbaik hati untuk memboyong motor tersebut ke redaksi OTOMOTIF yang berlokasi di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakbar.
(Baca Juga: Yamaha XSR 155 Dipuji Modifikator, Desain Oke, Kualitas Pabrikan Pasti Rapi)
Kami pun berkesempatan untuk mencicipi motor ini di sekitaran kantor.
Penasaran dengan rasa berkendara serta fitur yang terdapat di BF CG? Simak artikel berikut sampai habis!
Desain
Sekilas BF CG terlihat seperti motor custom dengan genre café racer. Tangki model teardrop merupakan part aftermarket.
Agak aneh memang, kenapa motor listrik ini masih memakai tangki bahan bakar. Bahkan di bagian dalamnya kosong.
Awalnya kami sempat berpikir tangki ini menjadi rumah bagi baterai, tapi ternyata hanya sebagai estetika saja.
Untuk mendukung model café racer, busa jok dibentuk sedemikian rupa menyerupai single seat.
Buntut tawon di BF CG ini masih dapat diduduki penumpang, meski pasti tidak senyaman jok biasa. Tak percaya? Lihat saja swing arm yang terdapat footstep penumpang.
Di bawah tangki terdapat “mesin” yang ternyata hanya cover plastik berisi baterai. Bentuknya mirip mesin sungguhan dengan silinder dan blok mesin dalam balutan hitam doff.
Sasis BF CG model diamond dengan downtube yang menopang baterai. Sasis ini buatan lokal, bekerja sama dengan salah satu builder.
Uniknya, swing arm mencomot part milik Honda Grand yang di-custom. Karena berasal dari motor bebek, ukurannya tidak terlalu panjang.
Lengan ayun ini menjadi rumah bagi ban berukuran 5.00-15 bermerek Moonstar Tyre. Sedangkan ban depan memakai lansiran KBF dengan ukuran 2.75-18.
Kedua roda ditopang suspensi aftermarket, teleskopik di depan dan dual shock di belakang.
Fitur & Teknologi
BF CG dibekali motor listrik tipe BLDC (Brushless DC) lansiran QS Motor asal Cina. Memiliki spesifikasi 2.000 W.
Untuk motornya sendiri, Dian dari BF Goodrich mengaku menghabiskan biaya sekitar Rp 6,5 sampai 7 juta.
Motor ini ditenagai baterai SLA (Sealed Lead Acid) 72 volt 20 Ah dari Chilwee. Lama pengecasan sekitar 6 jam dengan listrik 220 volt. Charging port terdapat di bagian kiri “mesin”.
Pihak produsen mengklaim BF CG dapat menempuh jarak hingga 50 km dengan kondisi jalan mendatar dan kecepatan puncak sampai 58 km/jam.
Keluaran tenaga diatur oleh controller Aomaky S. Controller ini membatasi jumlah power yang mengalir ke dinamo dengan average 63 volt.
Juga dilengkapi reducer untuk mengurangi daya hingga ke 5 volt untuk kebutuhan lampu-lampu.
Controller terletak dalam side panel di bawah jok. Oiya ada juga sakelar MCB yang berfungsi memutus aliran listrik dari baterai, sehingga lebih aman saat parkir misalnya.
Motor ini sendiri memiliki TKDN atau Tingkat Kandungan Dalam Negeri sebesar 55-60 persen. Hanya dinamo, baterai, dan controller saja yang masih berasal dari luar negeri.
Terdapat tiga mode berkendara yang membatasi kecepatan di tiap mode. Ada pula mode mundur untuk membantu disaat parkir atau ketika memindahkan motor.
Menggunakan kunci model keyless dan dilengkapi dengan alarm serta kunci setang.
Nah, kalau alarm menyala, magnet pada motor akan mengunci jadi motor tak bisa didorong.
Pengereman model cakram, master rem aftermarket mendorong kaliper 2 piston di depan dan belakang.
Rem juga dilengkapi fitur safety yang akan meng-cut power ketika rem ditekan.
Fitur lainnya ada spidometer digital yang terletak di atas setang. Berisi indikator lampu-lampu serta kapasitas baterai.
Riding Position & Handling
Ukuran motor terbilang kompak, dengan jarak jok ke tanah yang tak terlalu tinggi.
Kaki rider dengan postur 170 cm dan bobot 60 kg pun dapat menapak dengan mudah. Jok single seat memiliki busa tipis yang terasa keras.
Meski bergenre café racer, posisi badan tak terlampau menunduk ketika tangan menggapai setang. Hal ini karena setang model clubman yang berupa pipa besi lurus berada di atas segitiga dan terpasang pakai raiser.
Lanjut ke handling! Kami mengajak BF CG berputar-putar di area parkir belakang gedung Kompas Gramedia sebagai lokasi test ride.
Handling terbilang nurut dan ringan, bobotnya yang hanya 116 kg memiliki andil di sini. Namun, ban depan yang berukuran 2.75-18 dengan alur klasik kami rasa terlalu kurus, sehingga grip tidak optimal.
Bagaimana dengan redaman suspensinya? Area parkir dengan dasar paving block cukup untuk merasakan bantingan suspensinya.
Sok belakang memiliki travel pendek sehingga terasa keras. Begitu pula dengan yang depan. Tapi memang masih harus dibuktikan di jalan raya nih!
Performa
Motor listik dari QS Motor dengan tipe BLDC berdaya 2.000 W terpasang langsung di hub pada roda belakang.
Dengan sumber tenaga dari baterai SLA berkapasitas 72 volt 20 Ah. Penyaluran tenaganya terbilang smooth. Tanpa ada entakan berlebihan.
Tiga mode berkendara yang dapat dipilih bekerja membatasi kecepatan puncaknya. Mode 1 hanya 27 km/jam, Mode 2 35 km/jam dan Mode 3 58 km/jam.
Tombol riding mode terletak di setang kanan, beserta tombol untuk mundur.
Rem cakram dengan kaliper 2 piston pada kedua roda terasa lebih dari cukup untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan motor.
Overall performanya cukup menyenangkan!
Sayang belum bisa diajak test ride lebih lanjut nih, untuk merasakan performanya sehari-hari!
Data Spesifikasi
Berat : 116 kg
Charger Input : 220 V
Tipe Motor : Brushless DC Motor (BLDC)
Top Speed (klaim) : 58 km/jam
Max. Jarak Tempuh (klaim): 60 km di jalan datar
Tipe Baterai : SLA (Sealed Lead Acid)S Chilwee 72 volt 20Ah
Lama pengecasan : 6 Jam (220 volt)
Rem Depan : Single Disc Brake 2 piston
Rem Belakang : Single Disc Brake 2 piston
Frame : Diamond custom
Suspensi Depan : Teleskopik
Suspensi Belakang : Dual Shock Absorber
Ban Depan : 2.75–18 KBF
Ban Belakang : 5.00–15 Moonstar
Penulis: Rangga Kosala
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR