"Ide itu selalu datang dari tim beranggotakan orang-orang," kata sang bos dilansir dari Crash.net.
"Aku tidak berpikir ide ini datang dari seseorang saja. Sangat penting membuat kerja sama antara orang-orang. Penting menekan orang untuk mencari ide baru, untuk menjelaskan ide baru itu. Dan itulah proses kerja yang tipikal di Ducati," jelasnya.
Gigi Dall'Igna mengungkap, ada rapat khusus yang digelar cukup lama dan dengan banyak orang untuk mengembangkan suatu part.
Jadi, part-part tersebut tidak langsung dibuat dan dipakai begitu muncul idenya.
(Baca Juga: MotoGP 2020 Pakai Ban Baru, Michelin Ubah Konstruksi, Pengaruh ke Performa)
Tetapi ada beberapa proses dengan rapat tersebut sebelum part dan device dicoba ke Desmosedici.
Meski sering disebut sebagai pionir, Dall'Igna mengaku Ducati sering melihat pabrikan lain.
"Kami tidak meniru mereka tapi kadang-kadang muncul inspirasi dari mereka," sambungnya.
"Tapi cukup sulit untuk bilang 'Itu dari Honda, ini dari Yamaha'. Kami secara konstan mencoba memahami evolusi yang mereka lakukan dan mencoba mengambil ide dari itu. Itu proses yang konstan," jelasnya.
(Baca Juga: Bongkar Gaji Tiap Orang di Satu Tim MotoGP, Terendah Rp 380 Jutaan! )
Meski punya banyak part yang sukses diaplikasikan, tidak sedikit juga part-part yang coba-coba.
"Pada beberapa kasus, itu tidak mudah, tidak jelas. Dan juga pada akhirnya aku harus menentukan manakah yang kami harus pakai," sambungnya.
Geregetnya pengembangan motor Ducati membuat pabrikan lainnya juga ikutan gereget juga.
Hal ini cukup bagus dalam persaingan di MotoGP.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR