Otomotifnet.com - BMW Motorrad punya beberapa line up adventure keluarga GS (Gelande Sport/off-road), yang sudah dites OTOMOTIF ada R 1250 GS, F 850 GS, G 310 GS dan sekarang giliran F 750 GS.
F 750 GS merupakan pengganti dari versi F 700 GS. F 750 GS saat ini jadi keluarga GS 2 silinder termurah yang dijual Rp 495 juta off the road.
Seperti apa karakternya? Yuk simak hasil tesnya.
(Baca Juga: Kupas All New Yamaha NMAX 155, Handling, Akselerasi, sampai Top Speed)
DESAIN
Tampang keluarga GS langsung terasa dari depan ketika melihat lampu utama dengan DRL Y-shape khas keluarga GS.
Sedangkan lampu seinnya mungil, lampu rem yang juga kompak mengikuti lebar rangka belakang, seluruh lampunya sudah LED.
Ada juga ‘mocong bebek’ mungil untuk menahan cipratan dari roda depannya. Di atasnya ada windshield mungil yang justru memberi kesan sporty.
Oiya F 750 GS ini tidak menggunakan pelek jari-jari, melainkan pelek palang aluminium ring 19 inci di depan dan 17 inci di belakang, membuat motor ini terlihat jangkung di depan dan rendah di belakang khas besutan adventure.
Dari samping juga terlihat tangki 15 liternya punya posisi tinggi dengan jok yang rendah, terlihat seperti punuk unta.
Sedangkan knalpotnya menggantung tinggi di bagian rangka belakang sisi kanan.
Terdapat 3 pilihan warna F 750 GS, ada Light White, Austin Yellow Metallic, dan Stereo Metallic Matte.
FITUR & TEKNOLOGI
Meski jadi ‘anak bontot’ di keluarga GS, tapi pengendaranya akan tetap mendapatkan fitur-fitur yang ada di GS varian tinggi.
Misal tetap disematkannya spidometer fully digital 6,5 inci TFT color display, yang bisa terkoneksi dengan smartphone menggunakan aplikasi BMW Connectivity.
Pada tampilan awal hanya menunjukan tachometer, speed meter, gear position, fuel meter, dan riding mode yang sedang digunakan.
Di bawah ada info suhu udara, jam, dan indikator baterai juga sinyal smartphone. Baterai dan sinyal ini muncul ketika smartphone sudah tersambung melalui Bluetooth.
Lalu masuk ke Menu melalui tombol dan multi-controller di sakelar kiri. Ada pilihan my vehicle yang berisi informasi kendaraan seperti fuel range, voltmeter, engine temperature, dan oil indicator.
Ada juga journey time, break time, current trip, average speed, average fuel consumption yang masing-masing terbagi dalam mode A dan B.
Ada juga navigation, media, dan telephone. Lalu di menu setting isinya ada vehicle setting, ada pilihan light untuk mengatur lampu utama menyala secara auto atau manual.
Ada juga system settings untuk mengatur tanggal dan jam, satuan unit, serta bahasa.
Di bawahnya ada connections, tempat untuk menghubungkan smartphone bahkan intercom di helm pengendara dan pembonceng dengan spidometer.
Lalu pilihan display untuk mengatur tingkat kecerahan spidometer dan menampilkan atau tidak informasi speed limit pada tiap jalan.
Terakhir ada information untuk melihat lisensi dan software version spidometer.
Tidak lupa menu reset all untuk mengembalikan ke setingan pabrik. Sakelar kirinya selain ada tombol klakson, sein, dan lampu jauh dekat, juga terdapat banyak tombol lainnya.
Ada tombol lampu utama, hazard, menu, traction control & ABS.
Lainnya motor ini sudah pakai smart key untuk membuka tangki bensin, mengunci setang, dan tentunya menyalakan motor. Tetap dimanja kan?
Fitur pembeda lainnya dengan varian GS yang lebih tinggi ada pada area kaki-kaki.
Selain pakai pelek palang, suspensi depan bukan telelever dan juga bukan upside down, tetapi teleskopik berdiameter as 41 mm.
Monosok belakang yang menempel pada swing arm aluminium juga tidak pakai Dynamic ESA.
Tapi tetap bisa disetel melalui knob bulat untuk mengatur preload, dan ada setelan di bawah untuk mengatur rebound menggunakan obeng minus.
Fitur lainnya ada BMW Motorrad ABS, yang bekerja sangat smooth untuk menjaga 2 kaliper depan yang menjepit cakram floating 305 mm, juga 1 kaliper belakang dengan cakram 265 mm.
Ketika menahan roda agar tidak selip saat pengereman, entakan di pijakan rem atau handel rem sangat halus.
Sama juga seperti traction control-nya yang memutus tenaga motor sangat halus ketika mendeteksi putaran kedua roda tidak beriringan. Harga memang gak bohong deh!!
Di sisi penerangan, lampu utama LED-nya punya cakupan cahaya yang cukup luas, jadi sangat berguna saat berkendara di kondisi gelap.
Namun memang cahayanya masih kurang tebal.
RIDING POSITION & HANDLING
Penggunaan pelek ring 19 inci di depan dan 17 inci di belakang, menunjang posisi berkendara di F 750 GS nyaman.
Setang terasa tinggi dengan jok yang rendah, lengkap dengan busa tebal tentu jadi menyenangkan.
Posisi footstep juga pas karena tidak terlalu mundur dan tidak terlalu tinggi, jadi kaki santai karena tidak dibuat menekuk.
Tinggi joknya 815 mm membuat rider 170 cm sedikit jinjit. Sayangnya setang terasa berat ketika berjalan pelan, paling terasa ketika merayap di kemacetan.
Windshield-nya juga terlalu pendek, jadi tidak bisa mengalihkan angin yang ke badan pengendara dengan baik.
Dengan berat isi mencapai 334 kg, tentu bukan bobot yang ringan, terlebih bagi rata-rata postur tubuh orang Indonesia.
Paling terasa tentu saat menegakkan motor dari posisi distandar samping, harus ancang-ancang agar tidak roboh! Tapi kalau sudah jalan tidak terasa berat.
Punya travel suspensi depan 151 mm dan belakang 177 mm, tentu melahap jalan rusak dengan F 750 GS jarang sekali terasa bottoming, suspensi dapat terus meredam guncangan dengan baik karena jarak mainnya yang panjang.
Karakter kedua suspensinya lebih mengutamakan kenyamanan, jadi wajar ketika direm suspensi depan amblas, dan saat digas gantiang suspensi belakang yang amblas.
Meski amblas, tapi motor tetap stabil karena rebound- yang tidak terlalu cepat.
PERFORMA
Meski namanya F 750 GS, tapi ternyata mesinnya sama dengan F 850 GS.
Menggunakan mesin 4 tak parallel twin engine, pendingin cairan, 4 katup persilinder, DOHC, dry sump lubrication, kapasitasnya 853 cc.
Bedanya F 750 GS hanya memiliki tenaga maksimal 77 dk atau lebih kecil 13 dk dari F 850 GS, dan punya torsi 83 Nm atau lebih besar kecil 3 Nm dari F 850 GS.
Tapi rasanya perbedaan segitu tidak terlalu terasa, masih tetap powerful.
Riding mode juga sama. Ada pilihan Rain, Road, Dynamic, dan Enduro yang bisa dipilih melalui tombol di sakelar kanan.
Di mode Rain respon gas terasa delay sekitar 10%, ditambah dengan semburan tenaga yang sangat halus, cocok ketika ingin berjalan santai atau dalam kondisi hujan.
Sedang mode Road respon gas masih sedikit delay sekitar 5% tapi punya semburan tenaga yang lebih gahar.
Barulah di mode Dynamic semburan tenaga terasa linear dengan bukaan gas dan tentunya dengan ‘muntahan’ tenaga yang lebih cepat dan brutal, badan terasa ditarik!
Kalau mode Enduro respon gasnya mirip mode Road, tapi semburan tenaganya halus seperti mode Rain.
Kinerja traction control sangat baik, tidak mengunci roda sepenuhnya, jadi roda belakang masih bisa sedikit spinning untuk having fun di jalan off road.
Masih kurang puas? Bisa matikan traction control dengan menahan tombolnya di sakelar kiri, tapi hati-hati ya!
Ban bawaan F 750 GS punya pattern yang tidak terlalu kasar, jadi rasanya tidak bisa melewati jalur hard off road, cukup light off road dengan tanah kerikil bebatuan saja. Kecuali kalau ganti ban yang lebih knobby.
Balik ke soal tenaga, karakternya baru akan terasa menghentak ketika menyentuh 4.000 rpm, sampai akhirnya menyentuh limiter yang hanya di kisaran 9.000 rpm.
Tapi meski rpm rendah, ‘muntahan’ tenaganya sudah terasa besar, jadi wajar kalau berjalan di dalam kota apalagi blusukan, putaran selongsong gas gak akan lebih dari setengah.
Saat dites akselerasinya pakai Racelogic, catatan waktunya memang impresif. Untuk mencapai 0-100 km/jam cuma butuh waktu 4,1 detik!
Jarak 0-402 meter pun hanya ditempuh dalam waktu 12,8 detik pada kecepatan 172,2 km/jam. Data lengkapnya bisa lihat di tabel pengetesan.
Salah satu masalah yang tidak bisa dihindarkan dari motor besar adalah suhu mesin yang panas.
Bermain di angka 87-90° C saat jalan lancar dan mencapai 99-101° C ketika macet, otomatis paha hingga betis akan terasa panas.
Kelemahan lainnya suara mesin mesin dua silinder segaris ini tidak sehalus mesin varian GS yang bermesin boxer.
Suara mesinnya mirip G 310 GS, seperti suara rantai keteng kendor sehingga ada suara ‘ngricik’.
KONSUMSI BENSIN
Punya perbandingan kompresi mencapai 12,7:1, membuat motor ini cocok ‘meminum’ bahan bakar dengan RON 95.
Dipakai selama beberapa hari hampir 300 km dengan berbagai kondisi jalan serta karakter berkendara yang beragam, didapat konsumsi rata-rata bahan bakarnya 21,7 km/liter.
Cukup irit juga ya?
Data Tes:
0-60 km/jam: 2,3 detik
0-80 km/jam: 3,2 detik
0-100 km/jam: 4,1 detik
0-100 meter: 5,5 detik (@118,8 km/jam)
0-201 meter: 8,3 detik (@145,2 km/jam)
0-402 meter: 12,8 detik (@172,2 km/jam)
Konsumsi bahan bakar: 21,7 km/liter
Data Spesifikasi:
Tipe mesin: 4-stroke parallel twin engine, pendingin cairan, 4 katup persilinder, DOHC, dry sump lubrication
Bore x stroke: 84 mm x 77 mm
Kapasitas mesin: 853 cc
Tenaga maksimal: 77 hp @7.500 rpm
Torsi maksimal: 83 Nm @6.000 rpm
Perbandingan kompresi: 12,7:1
Kopling: Multi-plate wet clutch, mechanically operated
Transmisi: Constant-mesh 6-speed gearbox with straight cut gears
Rangka: Tubular steel space frame, load bearing engine
Suspensi depan: Teleskopik Ø 41 mm
Suspensi belakang: monosok dengan pengaturan preload menggunakan knob dan pengaturan rebound
Travel suspensi depan / belakang: 151 mm / 177 mm
Sumbu roda: 1.559 mm
Steering head angle: 63°
Pelek depan: Cast aluminium, 2.50 x 19
Pelek belakang: Cast aluminium, 4.25 x 17
Ban depan: 110/80-19
Ban belakang: 150/70-17
Rem depan: Cakram floating ganda 305 mm dengan kaliper 2 piston
Rem belakang: Cakram tunggal 265 mm dengan kaliper 1 piston
ABS: BMW Motorrad ABS (bisa dimatikan)
P x L x T: 2.255 x 922 x 1.225 mm
Tinggi jok: Comfort Seat: 830 mm, Standard Seat: 815 mm, Low Seat: 789 mm, Suspension Lowering Kit: 769 mm
Berat isi: 334 kg
Kapasitas tangki bensin: 15 liter
Kapasitas tangki bensin cadangan: 3,5 liter
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR