Perjalanan Jazz ini termasuk panjang. Saat mobil sudah siap dengan spesifikasi setara grup N-15, mesin malah diganti Honda K20 yang lebih bertenaga.
Tak puas dengan tenaga mesin standar, akhirnya dicangkokan turbocharger keluaran HKS sebagai pendongkrak tenaga akhir.
Lengkap dengan ECU stand alone Haltech PS-1000 yang sebelumnya sudah memakai piggyback Dastek Unichip Q+.
“Internal engine parts diganti dengan versi racing aftermarket agar siap menerima boost besar,” ujar Uno, panggilan akrab Djoko Santoso.
Baca Juga: Honda Jazz GD3 Bekas Mulai Murah, Tahun Pertama Cukup Bayar Rp 65 Juta
Alhasil, mesin pun turun lagi untuk proses pencangkokan racing parts macam setang piston K1, piston Wiseco Low-Comp, ACL race bearings (metal jalan-duduk) dan Cometic head gasket.
Perjalanan panjang tak mengenal lelah ini akhirnya pun berbuah manis.
Ardian dan Ibenz, sang navigator, berhak mendapatkan gelar juara umum reli 2013 di kelas SB.
Tentunya dengan Jazz RS miliknya. • Kl:X
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR