Oke, penjelasannya begini! Pada dasarnya, mesin turbo memang dirancang memiliki kompresi lebih rendah dibandingkan tanpa turbo.
“Itu karena mesin turbo akan mengalami peningkatan kompresi saat mendapat semburan udara dari turbo,” beber Ovi Sarjan yang merupakan tuner engine handal di KS Nusa Motorsport.
Pressure udara dari perangkat turbo ke ruang bakar, lanjut Ovi, otomatis meningkat cukup jauh.
“Misalkan sebelumnya rasio kompresinya 8,5:1, saat dapat boost (udara yang didorong ke ruang bakar) dari turbo sekitar 1 bar, kompresinya bisa melonjak jadi sekitar 12:1,” jelasnya lagi.
Baca Juga: KIA Seltos EXP 1.4 A/T Turbo, 0-100 km/jam Cuma Butuh 10,5 Detik, Bahan Bakar Irit?
Sementara pada mesin tanpa turbo atau N/A, “Kompresi yang dihasilkan hanya dari rasio kompresi piston,” tukas Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors Indonesia.
Kompresinya kata Danang, akan stabil seterusnya di angka tersebut.
Sedangkan mesin dengan asupan turbo, dapat boost pressure yang disemburkan turbo.
“Efeknya akan membuat total tekanan atau kompresi di ruang bakar lebih tinggi dari mesin N/A,” tambah Danang.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR