Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Efek Sering Gonta-Ganti Bahan Bakar, Bisa Cepat Merusak Mesin?

Andhika Arthawijaya - Selasa, 14 Juli 2020 | 21:40 WIB
Ilustrasi mengisi bahan bakar di SPBU Pertamina
Rizky/Dok. OTOMOTIF
Ilustrasi mengisi bahan bakar di SPBU Pertamina

“Nah, masing-masing bahan bakar itu tentunya punya takaran additive yang berbeda-beda,” ungkapnya.

Misalnya suatu bahan bakar kandungannya punya potensi menghasilkan deposit banyak, “Maka additive detergen‑nya biasanya banyak juga.”

“Sebaliknya bila unsur-unsur penimbul depositnya sedikit, maka additive detergen-nya juga akan sedikit,” tukas Prof. Yus.

Memang merek-merek bahan bakar yang ada di Indonesia secara komposisi kimia kata Prof. Yus sudah memenuhi spesifikasi (yang ditentukan, red) Ditjen Migas.

Ilustrasi SPBU Shell
Shell
Ilustrasi SPBU Shell

“Tapi belum tentu sama persis kan. Kenapa? Karena di Ditjen Migas batasannya adalah kadang minimum, kadang maksimum, atau kadang minimum – maksimum, jadi secara rentang,” ucapnya lagi.

“Misal batas emisinya 500 ppm, artinya boleh 300, 200 atau bahkan 0, yang penting memenuhi aturan batas maksimum tadi,” imbuhnya.

Sehingga akhirnya pencampuran additive tiap-tiap merek atau jenis bahan bakar akan berbeda-beda.

“Kalau kita ganti-ganti bahan bakar, otomatis kan mesinnya akan berganti-ganti karakter operasinya juga dalam hal pembakaran,”

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa