Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Modifikasi Motor Ada Etikanya, Jangan Asal Motor Aing Kumaha Aing

Antonius Yuliyanto - Kamis, 10 September 2020 | 23:40 WIB
Ilustrasi modifikasi motor
Aant/otomotifnet.com
Ilustrasi modifikasi motor

Otomotifnet.com - Kodratnya manusia memang tak mudah puas, termasuk ketika punya motor, terutama anak muda, banyak yang kurang sreg dengan kondisi bawaan pabrik, makanya dimodifikasi.

Namun sering kali ditemukan modifikasi yang sebenarnya salah kaprah.

Salah kaprah ini dalam artian bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain, memperpendek usia motor, mengurangi kenyamanan dan sebagainya.

Memang sih ada istilah “Motor Aing Kumaha Aing” atau motor saya terserah saya, tapi demi keselamatan dan kenyamanan bersama, ada baiknya dihindari.

Apa saja? Mari kita kulik.

Baca Juga: Vario 125 Bengkak 170 Cc, Klep Besar Injektor Yamaha, Tenaga Naik 100%

Aplikasi Cover Radiator

Sebenarnya memasang cover radiator tak masalah, justru bagus untuk melindungi kisi-kisi radiator dari lontaran kerikil.

Namun dengan catatan, modelnya wajib yang benar, “Yang bagus mirip kawat nyamuk,” terang Hariadi, yang pernah menjabat sebagai Assist. to Head of Service PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

Cover radiator yang terlalu rapat
Istimewa
Cover radiator yang terlalu rapat

Nah banyak ditemukan pasang cover radiator aftermarket namun lubangnya sangat minim, sehingga udara kurang maksimal melewati radiator.

Dan makin parah kalau yang tak paham, malah ditutup rapat dengan alasan agar bersih dari cipratan kotoran roda depan. Tentu bisa membuat mesin overheat.

 

Pasang Penutup Mesin

Sama dengan kasus menutup kisi-kisi radiator, tak jarang juga ditemukan motor berpendingin udara sisi depan mesin dikasih penutup, dengan tujuan untuk menghalau kotoran dari roda depan.

Tentu cara ini sangat fatal, karena embusan angin dari depan untuk mendinginkan mesin jadi terhalang.

“Pendinginan mesin pasti terpengaruh,” tutur Hariadi. Efeknya mesin bisa overheat, oli cepat hangus dan performa turun.

Menutup Lubang CVT

Remaja penunggang skutik banyak yang memodifikasi bagian CVT, paling jamak ditemukan pada Yamaha Mio atau Nouvo yang menutup lubang CVT yang aslinya untuk pendinginan.

Langkah itu tentu sangat salah, “Temperatur v-belt akan lebih cepat panas, sehingga rubber dan core wire lebih cepat rusak,” terang Ridwan Arifin, Technical Support, Service Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Lubang hawa CVT tak boleh ditutup, agar pendinginan tak terganggu
Aant/otomotifnet.com
Lubang hawa CVT tak boleh ditutup, agar pendinginan tak terganggu

Dengan suhu yang lebih panas, grease atau gemuk yang ada di as puli juga lebih cepat kering, efeknya lebih cepat aus dan rusak.

Ganti Warna Lampu Rem dan Sein

Entah ingin tampil beda atau cari perhatian, sering kita temukan lampu rem yang harusnya merah diganti jadi putih, yang efeknya pancaran sinarnya jadi terlalu terang.

Efeknya membahayakan pengendara lain di belakangnya karena jadi silau.

Sementara lampu sein banyak diganti biru, putih atau warna lain.

Tentu langkah ini salah, karena sorotnya jadi beda tak sesuai standar yang harusnya kuning, bukan cuma jadi kurang jelas tapi membingungkan yang berkedip sein atau bukan.

Ganti Handel Rem Kotak

Banyak handel rem dan kopling aftermarket yang bentuknya kotak, beda dengan bawaan motor yang membulat.

Dengan ganti kotak, tentu kenyamanan jari saat menarik tuas jadi berkurang, malah bisa sakit.

Kecuali bagian yang diremas jari tetap membulat, maka layak dipakai.

Pasang Cakram Belakang Lebar

Wajarnya yang diperlebar diameter rem cakramnya adalah yang depan, namun ada yang salah kaprah pasang cakram belakang lebih lebar dari yang depan.

Daya pengereman belakang harus lebih kecil dari depan, maka cakramnya mestinya lebih kecil
Aant/otomotifnet.com
Daya pengereman belakang harus lebih kecil dari depan, maka cakramnya mestinya lebih kecil

“Prinsipnya untuk yang depan pakai lebih besar karena distribusi pengereman lebih besar depan daripada belakang."

"Jika belakang lebih besar, performa rem akan kebalik,” terang Ridwan.

Ridwan menambahkan, jika ditelisik dari ilmu fisika, diameter lebih besar daya pengereman lebih kuat, “Seperti teori torque, yaitu torque = force × distance,” terangnya.

Nah jadi jangan terbalik ya!

Pasang Ban Cacing

Ganti ukuran ban dari standarnya sebenarnya boleh, namun ada rambu-rambunya.

“Kalau mau diganti, lebih lebar kita rekomendasikan satu step ke atas,” terang Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT. Gajah Tunggal Tbk.

Namun yang terjadi banyak remaja yang justru mengecilkan ukuran, bahkan pakai ban cacing alias ban yang harusnya khusus drag bike.

Ban ukuran cacing sangat tak direkomendasikan untuk harian
Aant/otomotifnet.com
Ban ukuran cacing sangat tak direkomendasikan untuk harian

“Tidak direkomendasikan, karena pabrikan sudah memperhitung dengan detail ban yang dipakai, kalau diperkecil akan pengaruh ke handling, braking, safety dan lainnya."

"Ban drag kan cuma untuk lurus, jadi bukan untuk harian,” papar pria yang hobi pakai kaca mata hitam ini.

Kalau dipaksa dipakai, maka jadi lebih mudah tergelincir sehingga kecelakaan. Enggak mau kan?

Pasang Handgrip Logam

Handgrip mesti punya karakter nyaman digenggam dan lengket di tangan, sehingga saat motor dikendarai mudah dikontrol.

Bagaimana jika diganti produk aftermarket yang berbahan logam?

Nah tentu saja tidak direkomendasikan, karena jadi licin sehingga rawan lepas dari genggaman, tentu akan sangat membayakan diri sendiri dan orang lain.

Tanpa Filter Udara

Akibat komorod alias korban motor road race, motor dimodifikasi mengikuti besutan balap, banyak yang ikutan tanpa filter udara di karburator atau mulut throttle body motornya.

Nah langkah ini tentu punya efek negatif, “Udara bercampur debu bisa masuk ruang bakar, piston dan dinding silinder bisa lecet jadinya oli bocor dan mesin ngebul, paling ekstrem bisa macet pistonnya,” wanti Hariadi.

Nah bahaya kan! Minimal pasang open filter deh!

Pasang Peninggi Sokbreker

Banyak ditemukan sokbreker belakang dikasih peninggi tambahan, sehingga antara dudukan dan ujung sokbreker ada perantara.

Nah cara meninggikan motor yang begitu salah, “Tidak boleh, karena kerja sokbreker jadi tak benar, akibatnya frame bisa jadi korban,” terang Endro Sutarno, Technical Service Division PT. Astra Honda Motor.

Endro menambahkan, hal itu karena arah kerja sokbreker jadi berubah, yang harusnya naik turun searah jadi terdorong juga ke samping, efeknya lama-kelamaan jadi miring dan sasis bisa bengkok atau suspensi patah.

Jika mau meninggikan, cara yang benar tentu ganti suspensi yang lebih panjang.

Potong Sepatbor

Berniat agar tampilan lebih sporti, memotong sepatbor tentu membawa dampak negatif kotoran akan terbang lebih tinggi, apalagi di saat musim hujan seperti yang masih terjadi saat ini.

Tentunya membawa efek merugikan pengendara lain di belakangnya maupun pembonceng, karena punggung jadi kotor.

Jadi saat musim hujan sebaiknya pakai sepatbor standar dahulu.

Pakai Knalpot Berlubang ke Atas

Aplikasi knalpot racing bertujuan menaikkan performa, hanya saja tak jarang ditemui arah lubang buangnya terlalu naik, sehingga embusan udaranya mengganggu pengendara di belakangnya karena langsung mengenai muka.

Pastinya bikin kesal! Nah untuk toleransi, sebaiknya aplikasi yang mengarah lurus atau malah ke bawah biar ramah terhadap orang lain. 

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa