Otomotifnet.com - Usulan mengenai pembebasan pajak kendaraan bermotor baru oleh Kementerian Perindustrian disambut positif Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO).
Sekjen Gaikindo, Kukuh Kumara, mengatakan wacana ini adalah hal yang sangat positif bagi industri otomotif Indonesia jika segera direalisasikan.
"Ya kami senang kalau ada usulan dari relaksasi pajak. Itu kan yang diuntungkan konsumen kalau ada relaksasi," buka Kukuh saat dihubungi (24/9/2020).
"Tapi yang kami butuhkan adalah kepastian. Kalau relaksasi itu benar ada, kami butuh kepastian kapan dan berapa. Kalau memang benar, kami sih sangat senang pastinya," lanjutnya.
Menurut Kukuh, relaksasi dari pemerintah sangat dibutuhkan di tengah lesunya industri otomotif akibat Pandemi Covid-19 saat ini.
Sebab, relaksasi bukan hanya akan berdampak pada penjualan mobil baru, namun juga keseluruhan dari iklim industri otomotif dalam negeri.
"Industri otomotif kita, secara global menempati peringkat 13 secara produksi. Kalau dari sisi penjualan, kita peringkat 15 dunia. Hal ini yang perlu kita pertahankan," ucapnya.
"Kenapa? Karena kalau kemudian penjualannya jalan, maka industrinya akan jalan," sambungnya.
Baca Juga: Baleno Sampai Vios Anyar Jadi Rp 100 Jutaan, Sedan Murah Andai Pajak 0 Persen Terealisasi
Ia menganalogikan, industri roda 4 adalah salah satu lokomotif dari perindustrian otomotif Indonesia.
Di dalamnya terdapat banyak gerbong yang diisi oleh bermacam produsen, mulai dari perusahaan komponen, hingga UMKM dan IKM yang bergerak di bidang otomotif.
"Kalau di keadaan normal, penjualan kita itu sekitar 90.000 sampai 100.000 perbulan. Nah dalam kondisi normal itu kurang lebih ada 1,5 juta orang yang bekerja di dalam industri ini," jelasnya.
"Kalau sekarang, jualannya kan rendah, produksi hanya sepertiga dari kemampuan normal, maka yang 1,5 juta orang ini kan terdampak juga," imbuhnya.
Baca Juga: Alphard Dan Vellfire Kepangkas Rp 400 Juta Lebih, Jadi Murah Kalau Pajak 0 Persen Terealisasi
Oleh karena itu, Gaikindo berharap wacana relaksasi pembebasan pajak ini cepat terlaksana, agar iklim industri otomotif bisa kembali berjalan.
"Kami gak minta terus-terusan mendapat kebebasan pajak, mungkin hanya periode tertentu, misalnya sekarang sampai akhir tahun. Tapi harus segera ada keputusan sehingga masyarakat gak nunggu," ucap Kukuh.
Sebab, jika wacana ini tidak mendapat kepastian, Kukuh khawatir hal ini justru menjadi boomerang bagi industri otomotif.
"Kalau gak ada kepastian, takutnya masyarakat hanya wait and see, tidak melakukan pembelian. Sehingga penjualan justru makin merosot," pungkasnya.
Baca Juga: Fortuner, Pajero Sport dan CR-V Jadi Rp 200 Jutaan Jika Pajak Mobil 0 Persen Terealiasi
Meski begitu, Gaikindo tidak bisa berharap banyak soal kepastian dari wacana relaksasi ini. Sebab, keputusan dari kebijakan ini adalah domain dari pemerintah.
"Itu wacana pemerintah, jadi mereka yang punya wewenang. Di Agustus kita sudah jualan 37.000 unit, kita harapkan di September, tanpa stimulus, itu di angka 40.000 - 45.000 unit. Kalau ada stimulus kita bisa naik jadi 60.000 unit, itu kan lumayan," tuturnya.
Saat disinggung mengenai berapa persen penurunan harga mobil baru jika relaksasi ini terwujud, Kukuh enggan memberi banyak komentar.
"Saya tidak tahu, karena itu wilayahnya pemerintah. Mereka yang tahu hitungannya, model-modelnya seperti apa. Kami menghormati nantinya keputusan pemerintah," ujarnya.
Namun, Kukuh memprediksi, penurunan harga tidak sampai 40 persen.
"Enggak lah, saya gak yakin penurunannya akan sebesar itu (40 persen). Kan itu hitung-hitungannya banyak, gak semudah itu dan gak sebesar itu," tutupnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR