Otomotifnet.com - Buat yang habis ganti atau bongkar pasang knalpot motor, jangan lupa pasang kembali sensor O2.
Karena sudah jadi standar di motor injeksi, sensor O2 berfungsi mendeteksi banyak sedikitnya kandungan oksigen di sistem gas buang atau knalpot.
Atau mudahnya, sensor tersebut mengirim data ke ECU supaya motor mendapatkan asupan bahan bakar dan udara ideal sehingga tetap irit bahan bakar sekaligus ramah lingkungan.
“Dampaknya kalau sensor O2 tidak terpasang kurang lebih mirip seperti kalau sensor tersebut mengalami gangguan fungsi atau rusak,” Rizky, Service Advisor Clara Motor, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Baca Juga: Ninja ZX-25R Bisa Ganti Knalpot Slip-On, Tapi Ribet, Mending Full System
Kalau sampai tidak terpasang, hasilnya perbandingan bensin dan udara atau Air Fuel Ratio (AFR) di knalpot tidak terbaca atau memberikan sinyal yang salah ke ECU.
Efeknya debit bensin yang disemprotkan injektor menuju ruang bakar bisa terlalu kering atau terlalu basah.
“Gejalanya beragam, seperti motor jadi susah dihidupkan, knalpot nembak, boros bensin dan lampu check engine hidup,” jelasnya.
Bila kalian mengalami gejala tadi, salah satu caranya bisa periksa kekencangan sensor O2 di knalpot kalau habis dilepas dan cek kabel atau soket sensor tersebut.
Baca Juga: Suzuki GSX-R150 Kenali Penyakitnya, Ganti Knalpot Brebet, Tarikan Bawah Loyo
“Hal ini penting diperhatikan buat motor yang dilengkapi dengan sensor O2 di leher knalpot, terutama kalau ingin pasang knalpot full system aftermarket,” yakin Rizky.
Namun kalau hanya knalpot slip-on enggak perlu khawatir, sebab leher knalpot enggak di utak-atik karena hanya silencer saja yang diganti.
Jadi O2 sensornya tetap aman terpasang di leher knalpot.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR