Otomotifnet.com - Toyota Fortuner mengalami kecelakaan maut hingga terkelupas setengah bodi.
Atap terbelah mulai dari kap mesin hingga bagian penumpang belakang usai menancap di kolong truk tronton.
Tampak kelupasan atap menggantung di bodi kiri dalam kondisi tak berbentuk.
Insiden yang menewaskan dua orang di dalam kabin Fortuner bernopol B 1433 NJF ini terjadi di ruas tol Terbanggi Besar-Pamtang Panggang-Kayu Agung KM 200-600/B, Tulang Bawang, Lampung.
Baca Juga: Toyota Fortuner Cedera Depan, Fender Terkoyak Miring, Terjang Honda Scoopy
Disebutkan insiden terjadi sekitar pukul 05:50 WIB, (21/12/20).
Dua korban tewas diketahui bernama Hendrik Wijaya (45) dan Andri (38) warga Villa Melati Mas SR 11 No 12 RT/RW 002/001, Lengkong Raya, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Keduanya merupakan penumpang Toyota Fortuner.
Sementara satu korban lainnya mengalami luka berat, yakni Budi Santoso (38) warga Sabran, RT/RW 007/001 Winongsari, Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Informasi yang didapat, saat itu Fortuner dikemudikan Budi.
Kapolres Tulang Bawang Barat, AKBP Hadi Saepul Rahman menceritakan kronologi kecelakaan maut tersebut.
Lakalantas bermula saat Toyota Fortuner melaju dari arah Palembang, Sumatera Selatan, menuju Bakauheni, Lampung Selatan dengan kecepatan di atas 100 km/jam.
Fortuner itu melaju mendahului kendaraan lain di jalur cepat.
Baca Juga: Toyota Fortuner Terjun ke Jurang 30 Meter, Bodi Bonyok Kaca Pecah, Depan Ambrol
Tiba-tiba, ban belakang sebelah kanan pecah yang menyebabkan Fortuner oleng ke kiri.
Fortuner itu selanjutnya menghantam bak kanan truk tronton bernopol B 9364 UYV yang sedang melaju di jalur lambat.
Tak pelak, bodi depan Fortuner nyungsep ke kolong truk warna oranye yang dikemudikan Andi Junaidi (57), warga Lingkungan X RT/RW 057/021, Yukum Jaya, Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
"Pengemudi truk tidak mengalami luka," kata Saepul.
Kapolres mengatakan, pihaknya langsung mendatangi lokasi guna melakukan olah TKP dan mengevakuasi korban serta kendaraan.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR