“Meskipun tidak ada kerusaan yang terlihat di permukaan, ban bisa kehilangan tekanan udara hingga 1 psi setiap bulan."
"Hal ini dapat dipercepat oleh kebocoran udara dikarenakan kebocoran yang tidak disengaja, kebocoran pada katup atau tutup katup, atau kerusakan roda,” lanjut Fachrul Rozi.
Selain mengecek tekanan angin secara berkala, yang perlu untuk diperiksa oleh pengendara secara berkala adalah kedalaman tapak/kembangan ban.
Hal ini penting untuk mengetahui waktu yang tepat untuk mengganti ban.
Menurut temuan survei Michelin Indonesia menunjukkan, bahwa 75% pengendara mengganti ban kendaraan mereka apabila mereka telah melihat adanya keausan pada ban, atau saat ban telah mengalami kerusakan.
Rata-rata pengendara yang disurvei menyatakan mengganti ban dilakukan setiap 2-4 tahun sekali.
Baca Juga: Daihatsu Per Januari 2021 Pasangi Mobilnya dengan Alat Pemadam Api Ringan
Sebagian besar pengendara juga menyatakan puas dengan performa ban kendaraan yang dipakai.
Fachrul Rozi mengatakan umur pakai dan jarak tempuh sebuah ban tergantung dari kombinasi beberapa faktor seperti desain, kebiasaan berkendara, cuaca, kondisi jalan dan perawatan yang dilakukan terhadap ban tersebut.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR