City Hatchback RS di Indonesia Tanpa Mesin Turbo, Honda Beberkan Penyebabnya

Otomotifnet.com - Honda City Hatchback RS meluncur di Indonesia dengan beberapa perbedaan dari versi Thailand.

Terutama soal mesin, karena versi Indonesia dibekali mesin empat silinder 1.500 cc Naturally Aspirated (NA).

Sementara City Hatchback RS di Thailand memakai mesin tiga silinder 1.000 cc Turbo.

Yusak Billy Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan studi konsumen yang cukup panjang.

"Dari hasil studi tersebut, kami menilai bahwa mesin 1.500 i-VTEC ini bisa memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal performa dan kebutuhan bahan bakar," ujarnya dalam acara peluncuran, (3/3/21).

Baca Juga: Honda City Hatchback RS Gendong Mesin Baru, Ini Data Spesifikasinya

Honda Indonesia

Mesin All New Honda City Hatchback RS

Jika dilihat, tenaga puncak 121 dk pada 6.600 rpm dan torsi maksimum 145 Nm pada 4.300 rpm yang dihasilkan mesin tersebut masih kalah dari versi Thailand.

Pasalnya, mesin tiga silinder 1.000 cc VTEC Turbo milik City Hatchback di Negeri Gajah Putih tersebut bisa menyemburkan tenaga puncak 122 dk di 5.500 rpm dan torsi maksimal 173 Nm pada 2.000-4.500 rpm.

Mengenai hal tersebut, Satoru Azumi, Large Project Leader of Honda City Hatchback dari Honda Motor Company, menyebut ada hal-hal lain yang menjadi pertimbangan pabrikan asal Jepang tersebut.

Antara lain kebutuhan konsumen, kondisi lingkungan, kecocokan pengaplikasi dan marketability mobil tersebut di pasar otomotif negara itusendiri.

"Thailand mendapatkan mesin 1.000 cc turbo karena mesin tersebut lebih sesuai dengan kebutuhan di sana," ujarnya.

"Sedangkan City Hatchback RS mendapatkan mesin 1.500 cc NA karena selain cocok dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, marketabilitynya juga lebih besar," imbuhnya.

Satoru juga menjelaskan, mesin 1.500 cc yang disematkan di City Hatchback RS benar-benar berbeda dari mesin 1.500 cc yang sudah lebih dulu digunakan Honda di Indonesia.

Honda

Honda City Hatchback RS

"Perubahan terbesar termasuk salah satunya perubahan dari SOHC ke DOHC, yang akan berpengaruh terhadap torsi, power dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik," jelas Satoru.

"Power dan torsi maksimum memang sama dengan mesin yang sebelumnya, tapi mesin baru ini lebih bertenaga dan halus di putaran bawah, serta lebih hemat bahan bakar sebanyak tiga persen," pungkasnya.