Otomotifnet.com - Dinamo pada motor listrik tak ubahnya mesin bakar di motor konvensional.
Sama-sama sebagai sumber penggerak roda untuk bergerak dari satu titik ke titik lain.
Semakin maraknya motor listrik yang beredar di Indonesia, rasanya menarik untuk mengulik lebih dalam tentang bagian penggerak motor tersebut.
Berikut kami bahas seputar dinamo di motor listrik, dan kali ini dimulai dari tipe. Berikutnya akan diulas konstruksi, perawatan sampai kelebihan dan kekurangannya.
Baca Juga: TVS iQube Diuji Lengkap, Segini Daya Jelajah Hingga Top Speednya
Secara garis besar jenis dinamo yang saat ini sering digunakan untuk motor listrik yaitu BLDC atau Brushless DC motor.
BLDC sering disebut magnet induksi yang perputarannya diatur melalui hall sensor.
Di dalam motor BLDC selalu rotor dan stator. Mau apapun konstruksinya, baik hub dan mid drive.
Di stator ada lilitan kabel tembaga yang dilapisi oleh email silicon. Bertujuan supaya tidak ada hubungan pendek.
“Rotor selalu mengandung magnet permanen. Jenis dari magnet inilah yang yang menentukan kekuatan torsi dari BLDC itu. Dalam stator ada sensor hall,” jelas Agung Masteros, Founder Molisindo dan Mosell.
“Motor ini terhubung ke controller sebagai pusat pengaturan besaran arus yang diinginkan melalui throttle,” lanjut Dian Swastia Jaya, dari produsen motor listrik lokal Be Fusion Goodrich.
Tipe BLDC menjadi mayoritas dipakai saat ini, salah satunya karena secara konsumsi energinya.
Brushless dinamo lebih efisien dari brush dinamo. Selain itu, kelebihannya tidak ada kontak fisik antara rotor dengan stator.
Baca Juga: Motor Listrik Gesits dan Niu NGT Diadu, Mana yang Lebih Unggul?
Ada juga brush motor, tapi tipe ini sudah jarang dipakai untuk motor listrik.
Dian mencontohkan brush motor itu seperti dinamo pompa air atau motor starter mesin kendaraan. Mereka tidak pakai hall sensor.
Model brush sudah bukan jamannya karena timbul panas berkat kontak antara brush dan stator.
Pergesekan tentu akan menimbulkan panas. Kemudian ‘sikat’ atau ‘brush’ karbon kalau habis harus diganti.
Jika melihat dari spesifikasi, pada motor listrik terdapat daya dengan satuan Watt.
Kalau dibandingkan dengan kendaraan konvensional, Watt tentu saja tenaga yang besarannya tergantung kapasitas dan teknologi mesinnya, yang disebutkan sekian kW (kilo Watt) yang juga dikonversi ke daya kuda (dk).
“Rumusnya, kalau Watt berhubungan dengan kecepatan. Volt berhubugan dengan kekuatan atau torsi."
"Ampere berhubungan dengan jarak tempuh. Semakin besar ampere di baterai semakin jauh jarak jagkaunya,” ujar Agung.
Misal dayanya sama 3.000 W, tapi baterainya beda, 72 V dengan 60 V. Dengan baterai 72 V, meski kecepatan puncak sama, akan lebih cepat diraih dengan yang 72 V.
Sementara boros tidaknya konsumsi listrik bukan tergantung besaran daya (Watt), melainkan seberapa bagus controller yang digunakan.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR