Apalagi, unit yang dicoba belum menerapkan sistem jok sliding, hanya reclining pada bangku penumpang depan.
Bangku pengemudi? Bisa digeser (sliding) maupun sandaran direbahkan (reclining).
Lantas, posisi mengemudi, baik sudut setir maupun tata letak panel di dasbor pun terasa lebih nyaman dibanding kompetitornya, sesama tunggangan semi-bonnet.
Memang posisi tongkat persneling unik di dasbor sempat membuat kagok ketika tunggangan baru dijalankan.
Tapi, setelah melakukan perjalanan agak jauh, terasa nyaman, karena posisi tangan kiri tak perlu terlalu jauh bergeser dari setir.
Baca Juga: Gran Max Dicegat Polisi, Ada Duit Cash Rp 2,1 M Ditumpuk di Belakang, Cuma Ditutup Terpal
Sayang tak seperti model 1.500 cc, tipe ini belum dilengkapi power steering.
Saat parkir, terasa perlu tenaga lebih untuk memutar kemudi. Soal performa, tampak ada keuntungan penggunaan pelek berdiameter kecil, lari cepat jadi mudah dilakukan.
Tentunya tak lepas dari peran racikan gigi di transmisi dan diferensial. Gran Max bisa dibesut hingga 145 km/jam, tetapi paling nyaman berlari di kecepatan 100-120 km/jam.
Sebab, ciri khas mobil bertubuh jangkung, ada gejala 'bodi goyang', meski sangat sedikit
sekali.
Stabilitas cukup baik ini kemungkinan besar didukung suspensi yang tak terlalu gampang mengayun, malah kerap terasa agak ajrut-ajrutan kala melewati jalan bergelombang.
Maklum, suspensi belakang masih sistem per daun, walau depan menggunakan MacPherson Strut.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR