Lalu ketika perang dunia pertama pecah pada 1914, kebutuhan akan motor semakin meningkat, khususnya untuk kepentingan militer.
Kendati demikian, desain motor yang masih menggunakan pedal kayuh dirasa kurang cocok untuk dibawa ke medan berat karena knalpot underbelly-nya sering menghantam tanah.
Masalah itu pun para insinyur di sejumlah pabrikan memutar otak dan akhirnya memutuskan untuk membuang pedal kayuh dan desain knalpot underbelly pada motor buatannya.
Adanya ruang kosong di kedua sisi motor membuat para insinyur berpikir untuk memasang knalpot di sebelah kanan, contohnya bisa dilihat pada Triumph Model H yang keluar pada akhir 1914 silam.
Wajar saja para insinyur berpikiran demikian, soalnya kebanyakan mesin motor pada saat itu memilih lubang pembuangan yang menyerong ke sebelah kanan.
Baca Juga: Knalpot Racing Jadi Ramah Lingkungan, Bisa Dipasangi Catalytic Converter
Namun keputusan ini konon dicetuskan karena masyarakat pada 100 tahun yang lalu terbiasa untuk naik dan turun dari kuda lewat sisi kiri.
Sehingga kebiasaan tersebut diaplikasikan pada motor dengan memasang knalpot di sebelah kanan.
Dengan begitu, pengendara bisa naik dan turun dengan mudah dari sebelah kiri motor tanpa takut harus terkena pipa panas dari knalpot.
Pakem penempatan knalpot ini kemudian terus diterapkan oleh pada kebayakan motor yang diproduksi di seluruh dunia.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR