Namun dengan segela keunggulannya tersebut, penggerak roda depan juga memiliki kelemahan, yakni kerja roda depan jadi lebih berat, lantaran fungsinya sebagai penggerak dan juga kemudi.
“Beban kerja differensial, suspensi dan kemudi roda depan lebih berat karena semua tertumpu di depan,” ujar Mizan Allan de Neve, desainer dan engineering otomotif.
Hal tersebut berpengaruh pada usia pakai beberapa komponen pada penggerak roda depan, salah satunya CV joint drive shaft yang mudah termakan usia.
Dalam urusan handling, mobil depan penggerak roda depan lebih cenderung understeer.
Baca Juga: Avanza Baru Bakal Ada Varian Bermesin Turbo, 1.300 cc Atau 1.500 cc?
Hal tersebut dikarenakan bobot lebih berpusat di depan. “Handling jadi terasa lebih sensitif dan cenderung understeer,” ujar Mizan.
Ditambah saat mobil berada di tanjakan dengan kemiringan agak ekstrem, ban depan jadi mudah slip ketika harus melakukan stop and go.
OTOMOTIF beberapa kali mendapati hal ini, ketika lagi test drive beberapa mobil baru berpenggerak roda depan di kawasan Gunung Bromo, yang memang tanjakannya lumayan curam.
Hal tersebut lantaran saat menanjak, distribusi bobot akan cenderung lari ke bagian belakang mobil, sehingga traksi roda depan jadi berkurang. Makanya saat mulai akselerasi, ban depan jadi gampang slip.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR