Lantaran panik korban akhirnya menepikan Honda Jazz di depan suatu pabrik yang dinilai memiliki penerangan terang dan ramai sehingga aman, lalu keluar mengecek.
Tapi saat lengah, pelaku yang membuntuti korban membuka pintu kiri depan lalu mengambil tas Meta dan sempat terekam CCTV yang ada di lokasi.
"Enggak lama sadar tas saya diambil dari mobil, padahal di sekitar situ ada tukang bensin eceran juga. Tapi mereka juga enggak engeh, karena posisi pencuri lagi jongkok," ujarnya.
Kemudian Meta berinisiatif melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polsek Pulo Gadung.
Mulai dari sini, Meta mendapat perlakuan semena-mena oleh oknum polisi Polsek Pulo Gadung.
Baca Juga: Kronologi Adu Jotos Anggota TNI dan Dua Polantas di Ambon, Berawal Dari Kawasaki KLX 150
Seorang personel Polsek Pulo Gadung yang tidak berpakaian dinas justru meledek Meta saat dia menjelaskan kronologi kejadian dan rincian barang hilang di antaranya lima kartu ATM.
"Ngapain sih punya ATM banyak-banyak intinya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal begitu. Terus saya saja punya ATM cuman Mandiri sama BRI saja," tuturnya menirukan ucapan anggota Polisi tersebut.
Meta mengatakan ucapan tersebut tidak patut diucapkan seorang aparat penegak hukum kepada korban tindak pidana, terlebih disampaikan dalam nada bicara yang menurutnya tinggi.
Dia bahkan sempat mengurungkan niat membuat laporan kasus pencurian dialami karena mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari anggota Polsek Pulogadung.
"Nah kan maksudnya bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi. Dan saya langsung sudah ilfeel (tidak menyenangkan) lah istilahnya. Ini polisi gimana sih engga ada iba, enggak ada simpati," lanjut Meta.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR