Otomotifnet.com - Mengularnya antrean Pertalite dan tulisan sedang dalam perjalanan di beberapa SPBU sudah bisa diprediksi.
Hal ini terlihat dari pantauan tim redaksi di beberapa SPBU di seputaran Jakarta dan Tangerang dalam beberapa waktu terakhir ini.
Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute mengatakan memang akan terjadi defisit pada penggunaan Pertalite.
Ia menjelaskan sebelum adanya kenaikan BBM untuk Pertamax pada April lalu, pemerintah memperkirakan kebutuhan akan BBM jenis Pertalite sebesar 25 juta kilo liter.
Sementara kuota Pertalite tahun ini adalah 23,7 juta kilo liter.
"Artinya dengan kondisi sebelum April, sudah defisit sekitar 1,3 juta kilo liter Pertalite," jelas Komaidi.
Makanya, ketika ada perubahan harga dan diikuti Pertalite menjadi BBM penugasan mengganti Premium membuat dirinya kaget.
Sementara Premium diperkirakan kebutuhannya sekitar 5 juta kilo liter.
Artinya, dengan penghapusan Premium, maka Pertalite akan ketambahan 6 juta kilo liter akibat perpindahan, sehingga defisitnya makin besar menjadi 6,3 juta kilo liter.
Ia juga memprediksi saat perubahan harga Pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 per liter, sebagian dari pengguna Pertamax akan 'turun derajat' menggunakan Pertalite.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR