Otomotifnet.com - Penerapan sistem ganjil-genap di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, dinilai tak cukup mengurai kemacetan di kawasan tersebut.
Plh Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Emanuel Kristanto mengatakan itulah sebabnya Dishub akhirnya membuat rekayasa lalu lintas di kawasan Bundaran HI.
"Pembatasan (menggunakan ganjil-genap) dilakukan, rekayasa lalu lintas tetap dilakukan juga," kata Emanuel pada awak media, Senin (4/7/2022).
Perlu diketahui, uji coba rekayasa lalu lintas di kawasan Bundaran HI dimulai 4-10 Juli 2022, mulai pukul 16.00 WIB-21.00 WIB setiap harinya.
Menurut Emanuel, penerapan sistem ganjil genap merupakan salah satu langkah untuk mengurangi kemacetan di Jakarta, terutama kawasan Bundaran HI.
Menurut dia, kemacetan di sana tak bakal terselesaikan saat hanya menerapkan sistem ganjil-genap saja.
"Memang sebenarnya ganjil-genap itu merupakan salah satu treatment saja ya. Jadi enggak bisa dengan ganjil-genap, terus kita berharap masalah macet di Jakarta selesai," urainya.
Karena itu, rekayasa lalu lintas dirasa perlu untuk diterapkan di kawasan Bundaran HI.
"Tetap yang namanya manajemen rekayasa lalu lintas itu harus dilakukan secara komprehensif," sebut Emanuel.
Ia sebelumnya berujar, uji coba rekayasa lalu lintas di kawasan Bundaran HI dilakukan untuk melancarkan arus di Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin.
Katanya, sejumlah pelintasan di Bundaran HI kini dinilai saling menyebabkan penumpukan. Sejumlah pelintasan itu adalah pengendara kendaraan bermotor dari arah utara (Jalan MH Thamrin) menuju selatan (Jalan Sudirman), dan dari arah selatan menuju timur (Jalan Imam Bonjol).
"Kan ada kendaraan bertemu, yang satunya (dari utara) ke kiri (timur), kemudian satunya lurus (dari utara) ke selatan. Itu coba kita urai dan kita hilangi," ungkap Emanuel.
Ia berujar, penumpukan disebabkan peningkatan aktivitas masyarakat belakangan ini.
Adapun peningkatan aktivitas masyarakat tersebut disebabkan oleh pelonggaran kegiatan masyarakat dan semakin jarangnya perusahaan yang menerapkan bekerja dari rumah (work from home/WFH). Menurut Emanuel, masyarakat yang tak lagi WFH otomatis bakal work from office (WFO) dan meningkatkan kondisi lalu lintas.
"Karena memang sudah kondisi pembatasan pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM) yang semakin dilonggarkan," ucapnya.
"Kemudian tingkat masyarakat yang WFH juga semakin berkurang. Kan sekarang ini sebagian besar sudah aktivitas di kantor, sudah mulai WFO semua, otomatis ini ikut juga berperan dalam peningkatan kondisi lalu lintas gitu," sambungnya.
Baca Juga: Lihat Kalender, Puncak Bogor Ada Penerapan Ganjil Genap, Enggak Semua Bisa Lewat
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR