Otomotifnet.com - Kuota volume Pertalite di tahun 2022 diprediksi akan jebol.
Hal ini dikatakan Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro.
Menurutnya, konsumsi Pertalite hingga akhir 2022 bisa tembus 30 juta kiloliter (kl).
Padahal kuota Pertalite tahun ini ditetapkan hanya sebesar 23,05 juta kl.
Komaidi menjelaskan, rerata konsumsi tahunan Pertalite mencapai 22 juta kl.
Sedangkan Pertalite sudah ditetapkan sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) menggantikan Premium.
Dengan kondisi ini, ada potensi migrasi konsumsi dari masyarakat yang sebelumnya menggunakan Premium.
"(Konsumsi) Premium antara 6 juta kl sampai 8 juta kl," sebutnya.
"Jadi kalau ditambah 22 juta kl, sudah di kisaran 28 juta kl sampai 30 juta kl," terang Komaidi dalam Economic Challenges, (12/7/22).
Lebih lanjut, Komaidi mengatakan, saat ini Indonesia dihadapkan pada tantangan kondisi fiskal.
Untuk itu memang perlu dilakukan pembatasan pembelian demi menjaga kuota tak jebol di akhir tahun nanti.
Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman mengungkapkan jika tidak ada tambahan subsidi maupun kompensasi maka langkah pengetatan pembelian harus dilakukan.
"Prognosa kita (konsumsi) di atas 25 juta kl dan jika tidak ada penambahan volume dari pemerintah maka solusinya adalah pengetatan," jelas Saleh.
Sementara Dirut Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan, peralihan konsumsi pasti terjadi.
Pihaknya pun juga terus melakukan perhitungan untuk mengukur berapa besar perpindahan konsumsi yang terjadi.
"Jadi ini kemudian harus dilakukan pengaturan yang lebih lanjut agar perpindahan tetap terkendali," terang Nicke.
Nicke menilai, dengan pengendalian yang tepat maka tidak seluruh konsumen akan beralih ke BBM subsidi.
Jika seluruh masyarakat beralih ke BBM subsidi maka potensi tambahan beban untuk negara bisa timbul.
Baca Juga: Peminum BBM Murah Tenang, Pertamina Pastikan Harga Pertalite dan Solar Anteng
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR